Jalanhijrah.com – Mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi yang terjadi saat tidur. Siapa saja bisa mengalami mimpi basah. Baik laki-laki maupun wanita. Lantas bagaimana jadinya ketika sedang menjalani puasa di siang bolong tiba-tiba mimpi basah? Apakah dapat membatalkan puasanya?
Syekh Abu Suja’ dalam kitabnya yang monumental Taqrib halaman 19 menjelaskan bahwa ada sepuluh hal yang dapat membatalkan puasa. Yang mana satu di antaranya adalah keluar mani yang diakibatkan oleh onani dan beliau mengecualikan keluar mani yang diakibatkan mimpi basah. Artinya keluar mani karena mimpi basah tidak dapat membatalkan puasa.
Hal ini sebagaimana penjelasan Imam al-Mawardi dalam kitabnya al-Hawi al-Kabir juz III halaman 414;
أما من يصبح جنبا من احتلام فهو على صومه إجماعا، وكذلك لو احتلم نهارا كان على صومه باتفاق العلماء
Barang siapa yang bangun pagi dalam keadaan junub lantaran mimpi basah maka dia boleh melanjutkan puasanya. Demikian pula jika mimpi basah di siang hari, ia diperbolehkan melanjutkan puasanya. Dengan kata lain puasanya tidak batal. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama.
Selain itu ada satu hadis yang diriwatkan oleh Sayyidah Aisyah dan Ummu Salamah;
وروت عائشة وأم سلمة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – كان يصبح جنبا من جماع لا من احتلام، ومن احتلام لا من جماع، فيغتسل ويتمم صومه
Bahwasanya Rasulullah Saw pernah bangun pagi dalam keadaan junub lantaran berjimak pada malam harinya dan beliau juga pernah bangun pagi dalam keadaan junub lantaran ihtilam (mimpi basah). maka saat itu nabi mandi kemudian melanjutkan puasanya.
Mengomentari hadis ini Imam Haramain dalam kitabnya Nihayah al-Mathlab fii Dirayati al-Mazhab Juz 4 halaman 20 beliau menjelaskan;
والمعنى أن الصوم لا يشترط فيه الطهر. ولو فرض احتلامٌ في أثناء اليوم، لم يُفسد الصوم
Maksud dari (hadis di atas) adalah bahwa dalam puasa tidak dipersyaratkan harus suci dari junub. Sehingga kalau mimpi basah di tengah-tengah hari maka puasa yang dilakukan tidak batal.
Dalam kitab al-Hawi al-Kabir juga terdapat riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud, beliau berdua mengatakan;
ثلاث لا يفطرتن الصائم القيء والحجامة والاحتلام
Ada tiga hal yang tidak membatalkan puasa, yaitu; muntah tanpa disengaja, berbekam, dan mimpi basah.
Dengan demikian, mimpi basah saat siang hari tidak dapat membatalkan puasa. Karenanya seseorang yang mimpi basah di siang bolong hendaknya tetap melanjutkan puasanya hingga adzan maghrib berkumandang. Wallahu a’lam bi al-shawab.
Oleh Achmad Fawaid (Santri Ma’had Aly Situbondo jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh)