Ini 6 Amal Ibadah Utama di Hari Asyura

Jalanhijrah.com– Hari Asyura adalah hari kesepuluh di bulan Muharam. Bulan Muharam adalah salah satu dari empat bulan yang amat di muliakan oleh Allah. Dan perlu diketahui bahwa pada hari Asyura ini terdapat 6 amal ibadah utama yang bisa umat Islam lakukan. Dan berikut 6 amal ibadah penting di Hari Asyura

Pertama, puasa Asyura. Rasulullah sendiri dalam hadisnya, menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa Asyura

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: “Nabi Muhammad datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasul bertanya: Ada kegiatan apa ini? Para sahabat menjawab: Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut. Rasulullah lalu bersabda: Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya”.

Kedua, menyantuni anak yatim. Menyantuni anak yatim di hari Asyura merupakan satu dari 6 amal ibadah utama di hari Asyura.

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

Baca Juga  Suntik Bius Saat Puasa, Batalkah Puasanya?

Artinya: Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharam, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.

Meluaskan Nafkah Keluarga, 1 Dari 6 Amal Ibadah Utama Di Hari Asyura

Ketiga, memberikan nafkah lebih kepada keluarganya. Dalam hadisnya, Nabi Muhammad menyatakan barangsiapa yang meluaskan nafkah (belanja) untuk keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan memberikan kelapangan rezeki selama satu tahun.

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِي النَّفَقَةِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرُ سَنَتِهِ

Artinya: “Siapa yang melapangkan nafkah (belanja) keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberikan kelapangan padanya selama satu tahun.” (HR. al-Baihaqi).

Keempat, sangat dianjurkan untuk menghidupkan malam Asyura. Rasulullah bersabda

مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ عَاشُوْرَاءَ بِالْعِبَادَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ مِثْلَ عِبَادَةِ أَهْلِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ

Artinya: “Siapa yang menghidupi malam Asyura dengan beribadah, maka ia laksana beribadah kepada Allah seperti ibadahnya penduduk langit yang tujuh.” (HR. Abu Hurairah)

Kelima, Mandi dan menyucikan diri. Dalam hadisnya Rasulullah sangat menganjurkan mandi di hari Asyura

مَنْ اِغْتَسَلَ وَتَطَهَّرَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لَمْ يَمْرَضْ فِي سَنَتِهِ إِلَّا مَرَضُ الْمَوْتِ

Artinya: “Siapa yang mandi dan bersuci pada hari Asyura, maka ia tidak akan sakit kecuali sakit kematian.” (HR. Al-Jauzi).

Baca Juga  Pemuda Pancasila, Pemuda Radikalis, dan Dua Titik Ekstrem Barbarian

Keenam, menjenguk orang sakit, dalam hadisnya, Rasulullah bersabda bahwa pahala menjenguk satu orang sakit di hari Asyura seperti pahala menjenguk seluruh keturunan Nabi Adam

مَنْ عَادَ مَرِيْضًا فِي يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا عَادَ مَرْضَى أَوْلَادِ آدَمَ كُلِّهِمْ

Artinya: “Siapa yang menjenguk orang sakit pada hari Asyura, maka ia laksana menjenguk orang-orang yang sakit dari keturunan Adam.” (HR. Abu Hurairah)

Demikianlah 6 amal ibadah utama yang bisa dilakukan di hari Asyura, semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk bisa melaksanakannya, Amin.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *