max weber

Jalanhijrah.com-Max Weber merupakan tokoh sosiologi klasik lahir pada tahun 1864 dan meningal 1920 merupakan seorang sosiolog asal Jerman. Ia menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama ilmu Politik, Sosiologi, Ekonomi, Geografi dan Logika. Namun, ia sangat dikenal di dunia sebagai teolog. Tesisnya yang sangat terkenal adalah “The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism“. Weber dalam tulisannya tersebut mengemukakan korelasi antara berbagai kepercayaan, nilai-nilai religius dan budaya dengan etika praktis.

Selain itu banyak teori-teori Sosiologi yang ia luncurkan telah menjadi pijakan, rujukan serta referensi bagi sosiolog setelahnya. Teorinya dalam bidang Sosiologi yang terkenal ialah “Tindakan Sosial”, “Fungsionalisme” dan “Struktur Sosial”. Ia juga pernah menulis tentang Sosiologi Islam, namun dikritik pedas oleh Wiliam Turner. Menurut Turner “Weber dalam menganalisa Islam melalui kerangka pemikiran Sosiologinya, masih dipengaruhi oleh Orientalisme dan Sekulerisme Barat, sehingga hasilnya sangat subjektif.”

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam meneliti Islam, hipotesis Weber belum selesai. Karena ia keburu meninggal. Jadi karya tersebut masih dalam perjalanan dan belum saatnya untuk diterbitkan.

Selain teori-teori yang disebutkan diatas, Weber juga membuat satu pandangan khusus terkait dengan pemimpin. Menurutnya seorang pemimpin yang baik dan akan sukses dalam masa kepemimpinannya adalah pemimpin yang memiliki sisi karisma. Karisma dalam pandangan Weber merupakan karunia Tuhan atau suatu mukjizat (diluar kebiasaan atau hal-hal normal) yang tidak dimiliki oleh semua orang. Karisma bisa juga dikatakan sebagi kualitas pribadi seorang manusia yang didapatkan melalui pengalaman mistis yang supranatural sebagai kontemplasi dari kedekatan diri dengan Tuhan. Tentu bukan orang sembarangan yang memiliki pribadi demikian.

Baca Juga  Bagaimana Sekolah Pra-Nikah Bisa Membentuk Bangunan Keluarga yang Maslahah Anti Radikal?

Ia juga menegaskan dalam bukunya yang berjudul “The Theory Of Social Economic Organization” bahwa “istilah karisma diambil dari bahasa Yunani. Istirahat ini digunakan untuk menunjukkan kualitas perseorangan tertentu yang berbeda dari orang biasa. Karisma merupakan anugerah kekuatan supranatural kepada seseorang tertentu diatas kekuatan manusia pada umumnya. Karisma tidak bisa didapati oleh orang biasa. Melainkan orang-orang tertentu yang dianggap berasal dari Tuhan atau sebagai teladan. Atas dasar itu orang tersebut dipandang sebagai pemimpin”.

Ketika meneliti Islam, Weber menemukan sosok pemimpin yang karismatik yaitu Nabi Muhammad sebagi pembawa Islam. Menurutnya, Nabi Muhammad adalah pemimpin karismatik karena ia mampu menyejahterakan, memberikan keamanan dan keselamatan bagi umatnya.

Weber memiliki alasan yang rasional terkait anggapannya terhadap Nabi Muhammad sebagai sosok pemimpin yang karismatik. Weber menganalisa kondisi sosial dan kebudayaan yang terjadi pada waktu itu, baik sebelum dan setelah Islam hadir.

Nabi Muhammad hadir dengan tanggung jawab yang diberikan oleh Tuhan untuk membawa Islam agar dapat membawa masyarakat Arab yang tidak beradab dan buta pengetahuan menjadi orang yang bermoral dan berilmu. “يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ” dia yang mengeluarkan dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (keimanan).

Dengan demikian tak heran Nabi Muhammad banyak yang menentangnya, karena dianggap mengganggu kestabilan sosial ekonomi (kapital) serta kebudayaan lama (penyembah berhala [politeisme]) dan perbudakan. Namun sang Nabi tidak pernah berhenti, walaupun banyak yang mencaci maki sera mengancam keamanan dan nyawanya. Nabi Muhammad tetap melanggengkan dan terus melanjutkan dakwah sebagai tujuan utamanya.

Baca Juga  Mimpi Menghapus Teroris di Indonesia

Perlahan bangsa Arab sadar akan peran dan tujuan Nabi Muhammad. Kemudian mereka berbondong-bondong mengikuti dan masuk kedalam agama Islam, dengan berbagai macam alasan. Diantaranya adalah, jaminan keamanan berdagang, keselamatan, baik di dunia maupun di hari kebangkitan. Sementara keimanan mereka semakin menguat dengan adanya mukjizat (karisma) yang sering ia buktikan. Jadi dengan macam-macam alasan tersebut mereka berkonversi.

Ada ciri-ciri serta klasifikasi seorang pemimpin kharismatik dalam perspektif Max Weber. Diantaranya adalah:

  1. Menantang status-quo;
  2. Mempunyai pandangan jauh ke depan;
  3. Teguh pada idealisme;
  4. Semangat membantu;
  5. Inkonvensional dalam mengatasi masalah;
  6. Kuat dan inspiratif;
  7. Visioner dalam mencapai tujuan;
  8. Memiliki motivasi tinggi;
  9. Pandai dalam banyak aspek;
  10. Berjiwa pahlawan serta teladan yang.

Maka pantaslah claim gelar seorang pemimpin kharismatik yang dinobatkan oleh Max Weber kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad seroang pribadi karismatik yang diberikan oleh Tuhan sejak lahir.

Dalam kacamata Max Weber kharismatik itu dibagi menjadi dua. Pertama, merupakan karunia Tuhan sejak lahir. Kedua, bisa didapatkan melalui usaha yang terus-menerus mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dengan demikian kita sebagai umat Nabi Muhammad sangat patut untuk mengikuti jejak serta pribadi yang dimiliki olehnya, walaupun Nabi Muhammad diberikan karunia oleh Tuhan untuk memimpin umatnya. Maka, kita juga bercermin kepadanya untuk menjadi pemimpin bagi keluarga atau diri kita sendiri melalui usaha mendekatkan serta beribadah kepada Tuhan.

Baca Juga  Kaloran: Miniatur Moderasi Beragama Indonesia

Oleh Al Hafidz Al Khaeri (Merupakan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia Sunan Kalijaga Yogya Karta. Dan alumni Pondok Pesantren Dar Al Tauhid Arjawinangun Cirebon.)

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *