Uwais Al Qarni, Sang Penghuni Langit dan Kekasih Tuhan

Jalanhijrah.com-Kisah Uwais Al Qarni menjadi teladan bagi umat muslim. Bahwa ia begitu sangat berbakti kepada ibunya. Bahkan ia dijuluki sebagai penghuni langit kekasih tuhan semesta alam. Dikutip dari buku Kisah Kehidupan Uwais Al Qarni Sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam, karya Muhammad Vandestra, Uwais dan ibunya masuk islam setelah mendengar seruan Nabi Muhammad Saw. dari Mekah.

Kala itu, di Yaman tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang mempunyai penyakit sopak atau tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya.

Ibunya adalah seorang wanita tua lumpuh. Uwais setiap hari selalu merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya, hingga ada salah satu permintaan yang sulit untuk dikabulkan. “Wahai anakku, mungkin ibu sudah tak lama lagi dengan kamu, ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta ibunya.

Uwais terdiam, karena perjaanan ke Mekah sangatlah jauh, dan melewati padang pasir yang tandus nan panas, kurang lebih perjalanan 1000 Km. Orang-orang biasanya bepergian menggunakan unta dan perbekalan yang banyak.

Karena keadan keluarga Uwais yang sangat miskin, hal itu membuat ia tercenung. Tapi ia tidak pernah putus asa untuk memenuhi permintaan ibunya tercinta itu, setiap hari ia selalu berpikir mencari jalan keluar. Hingga pada akhirnya dia membeli seekor lembu dan membuat kandang di atas puncak bukit.

Baca Juga  Post-Truth; Matinya Otoritas Keilmuan dan Kesalehan Masyarakat Virtual

Setiap hari ia bolak-balik menggendong anak lembu itu menuju ke puncak bukit, waktu berlalu, dan lembu itu semakiin besar, otomatis tenaga yang Uwais keluarkan semakin besar. Kebiasaan seperti itu berlanjut setiap hari hingga 8 bulan berlalu, hingga sampailah musim haji tiba. Lembu itu mempunyai berat badan 100 Kg, dan juga otot-otot Uwais Al Qarni yang semakin membesar. Ternyata kebiasaan menggendong lembu bolak-balik ke puncak bukit adalah bentuk latihan Uwais agar bisa menggendong ibunya untuk pergi ke Mekah demi melaksanakan haji.

Uwais akhirnya menggendong ibunya pergi dari Yaman menuju Mekah demi memenuhi permintaan ibunya tersebut. Ia tetap tegap menggendong ibunya untuk melaksanakan tawaf di di Ka’bah. Ibunya pun terharu dan bercucuran air mata karena akhirnya bisa melihat Baitullah secara langsung.

Uwais pun berdoa. “Ya Allah, ampunilah semua dosa ibu.” Ibunya pun heran dan bertanya, ”Bagaimana dengan dosamu?”  Uwais pun menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah rida dari ibu yang akan membawa aku ke surga.”

Subhanallah keinginan yang sungguh mulia dan penuh cinta. Allah Swt. memberikan mukjizatnya, Uwais yang mempunyai penyakit sopak, seketika itu juga hilang, dan hanya tertinggal bulatan putih di tengkuknya.

Tanda itu pun sebagai petunjuk agar khalifah waktu itu, Umar Bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib untuk mengenalinya. Karena Rasulullah pernah berpesan kepada mereka, “Nanti di zaman kamu akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul, kalian berdua pergilah dan temui dia. Dia adalah pemuda Yaman dan akan datang dari arah Yaman. Carilah dia, dan minta tolonglah kalian.” Setelah berlalu beberapa tahun, Uwais Al Qarni pun wafat, dan anehnya, pada saat itu banyak orang yang berebut ingin memandikannya.

Baca Juga  Pembakaran Al-Qur’an: Islamofobia atau Politik Dendam?

Ketika hendak dikafani pun banyak orang juga yang sudah menunggu untuk mengkafaninya. Demkian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburanya, di sana sudah banyak orang yang mengurusi proses pemakamannya hingga selesai.

Meninggalnya Uwais Al Qarni ini menggemparkan masyarakat kota Yaman. Karena terjadi hal-hal yang menherankan. Seorang fakir yang bahkan tidak dihiraukan orang, tetapi banyak orang tak dikenal ikut berdatangan ke pemakaman Uwais Al Qarni.

Penduduk kota Yaman pun tercengang dan terheran-heran dan mereka pun saling bertanya-tanya. “Siapa sebenarnya Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal adalah hanya seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari adalah pengembala domba dan unta?”

Tapi, ketika ia wafat, ia menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya orang-orang asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Ternyata orang banyak yang mengurus jenazah Uwais Al Qarni adalah malaikat yang Allah Swt. turunkan ke bumi untuk mengurusi jenazahnya.

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni pun tersebar kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman tau siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama ini tidak ada orang yang tau siapa sebenarnya Uwais, disebabkan karena permintaan Khalifah Umar Bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia.

Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan Nabi Muhammad Saw., bahwa Uwais merupakan penghuni langit kekasih Tuhan semesta alam.

Baca Juga  Apakah Video Call Sex (VCS) di Siang Hari Ramadhan Harus Membayar Kafarat?

Demikianlah kisah inspiratif dari Uwais Al Qarni sang penghuni langiit, dan seorang pemuda fakir dan memiliki penyakit sopak, tapi ia sangat mencintai ibunya dengan tulus dan mampu mengabulkan permintaan ibunya yang sangat sulit dilakukan orang pada umumnya.

Semoga bisa menjadikan kita inspirasi agar selalu berbakti kepada orang tua. Amin.

Rozaq Pambudi Jafar

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *