Jalanhijrah.com-Manusia sebagai mahluk sosial memiliki daya kemampuan diri yang berbeda-beda ,khususnya dalam berekspresi dalam kehidupan dimasyarakat. Sebagai langkah eksistensi manusia, maka setiap individu harus beradaptasi dengan perubahan yang amat begitu cepat. Terlebih-lebih ketika kita berinteraksi dengan manusia lainnya, terkadang masih sering melakukan kesalahan dan keluputan baik secara disengaja ataupun tidak.
Banyak diantara kita justru sering melakukan sikap yang kurang menghargai orang lain, diakui atau tidak perbuatan menghargai orang lain memiliki prosentase kecenderungan manusia tidak lagidapat menghargai orang lain. Hal demikian tidak hanya terjadi dilingkungan masyarakat, tempat kerja, sekolah dan lain-lain. Seperti halnya; terlalu menganggap saran atau masukan sebagai angin lalu, membuat keputusan-keputusan penting secara sepihak tanpa memikirkan yang lainnya, mementingkan dirinya semata, selalu menginterupsi saat kita atau seseorang sedang berbicara. Hal-hal yang demikian terkadang kita sering mengabaikannya.
Secara pengertian sederhana, menghargai adalah bentuk sikap kita ketika tidak menganggap keadaan atau seseorang secara sepele atau sebelah mata. Menghargai sesama atau orang lain merupakan simbol dari penerapan sikap toleransi dalam menyikapi perbedaan, baik berupa perkataan, budaya, agama ataupun suku dari orang lain yang ada dilingkungan sekitar. Ketika kita bisa menerapkan sikap saling menghargai maka akan membuat seseorang akan merasa segan dan memahami arti tentang keberagamaan.
Menghargai orang lain bukan berarti kita menunjukan kelemahan atau kalah dengan orang lain, akan tetapi menjadikan kita lebih bersikap menghargai keputusannya berarti kita juga telah mengajarkan orang lain tentang bagaimana mereka juga harus menghargai pendapat kita, sehingga tidak menimbulkan adanya perselisihan dan perasaan yang sulit untuk menerimanya. Jadi dengan demikian secara tegas bahwa menghargai bukanlah berartikita kalah atau lemah akan tetapi kita mempunyai pemikiran yang lebih dewasa dengan perbedaan pendapat atau pemikiran.
Selain itu, sikap menghargai orang lain merupakan nilai luhur yang manusia milikidan bahkan tak ternilai harganya. Dimana dan kapanpun kita berpijak, jika kita menerapkan sikap menghormati dan menghargai orang lain, maka hati orang lain akan ikut terbuka dan adanya timbal balik untuk menghormati kita. Meskipun berbeda pendapat kita tetap harus memperhatikan dalam komunikasi sehingga kerjasama akan dapat terbangun dengan lebih harmonis dan tidak ada hal yang menimbulkan perselisihan antara kedua belah pihak.
Adapun cara untuk menghargai orang lain, maka lakukan berikut:
Di dalam Al-Qur’an terdapat anjuran mengenai pentingnya menghargai orang lain. Firman Allah SWT.
وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَآ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا – ٨٦
Artinya: ‘’Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.‘’ (QS. An-Nisa: 86)
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ – ١٠
Artinya: ‘’Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramy (yang berselisih) dan bertaqwalah kepadaAllah agar kamu mendapat rahmat.‘’ (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat diatas merupakan beberapa perintah yang memerintahkan kita, agar tidak lupa dengan sikap untuk menghargai orang lain agar menciptakan situasi dan keadaan yang harmonis dan kondusif, baik karena perbedaan pemikiran, beda pendapat, ataupun beda agama. Selain itu juga, Perintah untuk berlaku sopan santun dalam pergaulan, agar terpelihara hubungan persaudaraan dengan jalan mengadakan tata tertib yang dilakukan ketika bertemu dengan seseorang. Seseorang harus membalas penghormatan yang diberikan kepadanya berupa salam yang diterimanya dengan balasan yang setimpal atau dengan cara lebih baik. Balasan yang setimpal atau yang lebih baik dapat berbentuk ucapan yang menyenangkan atau dengan suara yang lemah lembut atau dengan gerak-gerik yang menarik hati, memperhatikan kehidupan dalam menegakkan sopan santun yang memperkuat hubungan persaudaraan antara sesama mereka. Allah memperhatikan segala sesuatu termasuk memperhatikan kehidupan manusia dalam menegakkan sopan santun yang bisa memperkuat hubungan persaudaraan antara sesama mereka.
Sejalan dengan ayat itu terdapat hadis-hadis sebagai berikut Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, dan orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak, kelompok orang yang muda memberi salam kepada kelompok yang tua.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata, “bahwasannya seseorang bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah Saw menjawab, “(yaitu) memberi makan (kepada fakir miskin) dan memberi salam kepada orang yang engkaukenal dan orang yang belum engkau kenal. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Dalam surat Al-Hujurat ayat 10, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya orang-orang Mukmin semuanya bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara nasab karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal dalam surga. Dalam sebuah hadissahih diriwayatkan Muslim itu adalah saudara muslim yang lain, jangan berbuat aniaya dan jangan membiarkannya melakukan aniaya. Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di antara kesulitan-kesuliannya pada hariKiamat. Orang yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat. (Riwayat al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Umar) Pada hadis sahih yang lain dinyatakan: Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang gaib, maka malaikatberkata, “Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu.” (Riwayat Muslim dan Abu ad-Darda‘).
Perbedaan itu hal yang wajar terjadi, namun jangan sampai perbedaan itu menjadisuatu hal yang memutus tali persaudaraan dan kacaunya komunikasi dengan kedua belahpihak. Segala sesuatu ada jalan keluarnya, bersikap saling menghormati maka akan dapatmenghindari kita dari terjadinya perselisihan, stabilkan ucapan jika mendapati perbedaan pendapat, meskipun orang lain memancing kita untuk emosi, tetap tahan amarah dan jawablah dengan nada pembicaraan yang tenang.