ulil

Dalam lanjutan kajian Ngaji Ihya’ Ulum al-Din edisi ke-407, KH. Ulil Abshar Abdalla mengangkat tema yang amat menarik yaitu tentang keutamaan sifat kedermawanan. Imam Ghazali, selaku pengarang kitab, menyebutnya dalam bahasa Arab sebagai سخاء [sakha]. Kata sakha, secara gramatika, berbentuk masdar, yang bermakna menunjukkan tindakan seseorang yang murah hati dan dermawan.

Lebih lanjut Gus Ulil, dalam pembahasannya sebelumnya, memaparkan bahwa Imam Ghazali kerap sekali memandang harta sebagai “sesuatu” yang negatif. Sebab, harta sering kali menjadi sumber fitnah, jebakan, dan keinginan nafsu yang berlebihan. Imbasnya harta jadi sumber percekcokan antar bersaudara, saling bunuh, bahkan terjerembap dalam lautan serakah tak bertepi.

Meskipun, di sisi lain, tak bisa dipungkiri kekayaan harta juga memiliki potensi untuk kebaikan yang luar biasa. Syaratnya harta tersebut harus dikelola dan dimanfaatkan dengan bijak, salah satunya melalui sifat kedermawanan.

Untuk itu, Imam Ghazali, dalam lanjutan yang dikutip Gus Ulil,  pada halaman 155 [edisi Darul Minhaj] membagi dua jenis sikap seorang hamba terhadap harta. “Jika harta itu tidak ada, seorang hamba seharusnya bersikap qana’ah, merasa cukup dengan apa yang ada dan tidak serakah,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari laman Youtube Ghazalia College, [Senin, 04/11/2024].

Sebaliknya ketika dikaruniai rezeki, sikap yang seharusnya diutamakan adalah mendahulukan orang lain [itsar] serta bersikap dermawan, menjauhkan diri dari sifat kikir dan bakhil. “Apabila harta itu ada, maka ia dianjurkan untuk berderma dan menjauhi sifat kikir,” tambahnya.

Terkait Kedermawanan ini, Gus Ulil kemudian mengutip beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan keutamaan sikap kedermawanan ini.

Pertama, hadis riwayat Abu Naim bahwa Nabi menyamakan kedermawanan dengan pohon dari surga. “Sifat kedermawanan adalah pohon dari pohon-pohon surga, ranting-rantingnya menjulur ke bumi. Maka, barang siapa yang mengambil satu ranting darinya, ranting itu akan menuntunnya menuju surga,” demikian sabda Nabi yang disebutkan Gus Ulil.

Hadits ini, menurut Gus Ulil, menggambarkan bahwa kedermawanan adalah jalan yang menghubungkan dunia dengan kebaikan di akhirat. Setiap tindakan dermawan yang dilakukan seseorang, diibaratkan seperti menggenggam ranting surga yang akan membimbingnya menuju kebahagiaan abadi.

Simak penjelasan Imam Ghazali berikut;

بیان فضيلة السخاء اعلم : أن المال إن كان مفقوداً .. فينبغي أن يكون حال العبد القناعة وقلة الحرص ، وإن كان موجوداً .. فينبغي أن يكون حاله الإيثار والسخاء ، واصطناع المعروف ، والتباعد عن الشح والبخل ؛ فإنَّ السخاء مِنْ أخلاق الأنبياء عليهم السلام ، وهو أصل من أصول النجاة ، وعنه عبر النبي صلى الله عليه وسلَّمَ حيث قال : ( السَّخاءُ شجرة من شجر الجنَّة ، أغصانها متدلية إلى الأرضِ ، فَمَنْ أَخَذَ بغصْنٍ مِنْها .. قاده ذلك الغَصْنُ إلى الجنة (1)

Baca Juga  Ini 12 Ibadah Utama Di bulan Muharam

Artinya; Penjelasan Tentang Keutamaan sifat Kedermawanan. Ketahuilah: Jika harta itu tidak ada [hilang], maka seharusnya keadaan seorang hamba adalah merasa cukup [qanaah] dan sedikit keinginan (tidak serakah). Namun, jika harta itu ada, maka sebaiknya keadaannya adalah sikap mendahulukan orang lain (berkorban) dan bersikap kedermawanan, berbuat kebaikan, serta menjauh dari sifat kikir dan bakhil. Sebab, kedermawanan adalah salah satu akhlak para Nabi ‘alaihimus salam, dan sifat kedermawanan merupakan salah satu prinsip keselamatan.

Kedua,  hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Baihaqi, yang menjelaskan tentang  sikap dermawan termasuk akhlak yang baik.  Dalam sabdanya, Rasulullah menyampaikan ucapan Jibril AS yang menyatakan bahwa Allah berfirman bahwa Islam adalah agama yang diridhai-Nya. Keberlangsungan dan keindahan agama ini tidak dapat terwujud tanpa adanya sikap dermawan dan akhlak yang mulia.  Kedermawanan di sini mencakup berbagi, membantu sesama, dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Selain itu, kita diperintahkan untuk memuliakan agama ini dengan kedermawanan dan akhlak yang baik dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam interaksi sosial sehari-hari maupun dalam ibadah.

Simak sabda Nabi Muhammad berikut;

وقال جابر : قال رسولُ اللهِ صلَّى الله عليه وسلَّمَ : ( قال جبريل عليه السلام : قال الله `تعالى : إن هذا دين ارتضيته لنفسي ، ولن يصلحه إلا السخاء وحسن الخُلْقِ ، فأكرموه بهما ما استطعتم ، ، وفي رواية : فأكرموه بهما ما صحبتموه (٢) .

Artinya;Dari Jabir berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Jibril AS berkata: Allah berfirman: ‘Sesungguhnya ini adalah agama [Islam] yang Aku ridhai untuk diri-Ku, dan agama ini tidak akan menjadi baik kecuali dengan kedermawanan dan akhlak yang mulia. Maka, muliakanlah agama ini dengan keduanya (kedermawanan dan akhlak yang mulia) semampu kalian.’ Dalam riwayat lain disebutkan: “Muliakanlah agama ini dengan keduanya selama kalian menjalani agama ini.”

Ketiga, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah Ash-Shiddiqah, Rasulullah bersabda bahwa Allah tidak menciptakan seorang wali-Nya kecuali ia ditanami dengan sifat dermawan dan akhlak yang baik. Sifat-sifat ini menjadi ciri khas orang-orang yang dicintai Allah. Pun,  kedermawanan mencerminkan kepribadian yang mulia dan rasa tanggung jawab terhadap sesama.

Baca Juga  Ini Doa Yang Dibaca Saat Gunung Meletus

Dalam hadits tersebut, Aisyah menyampaikan bahwa Rasulullah menunjukkan sifat dermawan dan akhlak yang baik sebagai bagian dari karakter seorang wali Allah. Nabi bersabda;

وعن عائشة الصديقة رضي الله عنها قالت : قال رسولُ اللهِ صلَّى الله علي وسلم : ( ما جَبَلَ اللهُ تعالى ولياً له إلا على السَّخاءِ وحُسْنِ الخُلُقِ

Artinya; ‘Dan dari Aisyah Ash-Shiddiqah, ia berkata: Rasulullah  bersabda; Allah Ta’ala tidak menciptakan/menanamkan watak terhadap seorang wali-Nya (kekasih-Nya) kecuali ia memiliki sifat dermawan dan akhlak yang baik’.

Keempat, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jabir, Rasulullah menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah kesabaran dan kedermawanan. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedermawanan untuk menciptakan hubungan sosial yang baik dan adil. Rasulullah mengatakan Allah mencintai orang yang dermawan dan memiliki akhlak yang baik, sebaliknya Allah membenci sifat-sifat buruk seperti kedengkian. Ketika Allah ingin memberikan kebaikan kepada seseorang, Dia akan mendorongnya untuk membantu memenuhi kebutuhan orang lain.

وعن جابر قال : قيل : يا رسول الله ؛ أي الأعمال أفضل ؟ قال : الصبر والسماحة (٢) وقال عبد الله بن عمرو : قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وَسَلَّمَ : « خُلُقَانِ يحبهما الله عز وجل ، وخُلقان يبغضهما اللهُ عزَّ وجلَّ ، فأما اللذان يحبهما الله عز وجل .. فحسنُ الخُلُقِ والسخاء ، وأما اللذان يبغضهما الله عز وجل .. فسوء الخُلُقِ والبخل ، وإذا أراد الله بعبد خيراً .. استعمله في قضاء حوائج الناس

Artinya; Dan dari Jabir, ia berkata: Dikatakan: “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: “Kesabaran dan kedermawanan.” Dan Abdullah bin Amru berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ada dua akhlak yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla, dan dua akhlak yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla. Adapun yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla adalah akhlak yang baik dan kedermawanan, sedangkan yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla adalah akhlak yang buruk dan kedengkian. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan menjadikannya membantu dalam memenuhi kebutuhan orang lain.

Kelima, dalam hadis riwayat Imam Thabarani, Abu Hurairah  meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kedermawanan itu seperti pohon di surga. Siapa pun yang dermawan, akan memegang salah satu cabangnya, dan cabang itu tidak akan melepaskannya hingga ia masuk surga. Sebaliknya, sifat kikir itu seperti pohon di neraka. Siapa pun yang kikir, akan memegang salah satu cabangnya, dan cabang itu tidak akan melepaskannya hingga ia masuk neraka.

Baca Juga  Ini Orang Yang Paling Bahagia Mendapatkan Syafaat Rasulullah

وروى المقدام بن شريح عن أبيه ، عن جده قال : قلتُ : يا رسول الله ؛ دلني على عمل يدخلني الجنة ، قال : ( إِنَّ مِنْ موجبات المغفرة بذل الطعام ، وإفشاء السلام ، وحسن الكلام (4) . وقال أبو هريرة رضي الله عنه : قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : السخاء شجرة في الجنَّة ؛ فَمَنْ كان سخياً .. أخذ بغصْنٍ مِنْها ، فلم يتركه ذلك الغصنُ حتَّى يدخله الجنَّةَ ، والشُّح شجرة في النار ؛ فَمَنْ كَانَ شحيحاً .. أخذ بغصن منها ، فلم يتركه ذلك الغصنُ حتَّى يدخله النار

Artinya; “Diriwayatkan dari Miqdad bin Syarik, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di antara hal-hal yang menyebabkan ampunan adalah memberi makanan, menyebarkan salam, dan berbicara dengan baik.” Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Kedermawanan adalah sebuah pohon di surga. Barang siapa yang bersikap dermawan, maka ia menggenggam salah satu rantingnya, dan ranting itu tidak akan melepaskannya hingga memasukkannya ke dalam surga. Sedangkan kikir adalah sebuah pohon di neraka. Barang siapa yang bersikap kikir, maka ia menggenggam salah satu rantingnya, dan ranting itu tidak akan melepaskannya hingga memasukkannya ke dalam neraka.”

Keenam,  Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, bahwa orang yang murah hati dalam memberi makan akan mendapat rezeki dengan cepat, dan Allah memuliakan mereka di hadapan para malaikat.

وقال ابن مسعود : قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : ( الرزق إلى مطعم الطعام أسرع من السكين إلى ذروة البعير ، وإن الله تعالى ليباهي بمطعم الطعام الملائكة عليهم السلام

Artinya; Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah  bersabda: “Rezeki akan datang kepada orang yang memberi makan lebih cepat dari pada pisau yang menuju punggung unta. Sesungguhnya Allah Ta’ala berbangga dengan orang yang memberi makan di hadapan para malaikat.”

 

Repost, silahkan baca sumber aslinya di sini

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.