Ketika Anak Gadis Kita Mulai Berburu “Skincare”

Jalanhijrah.com-Menjamurnya tutorial skincare bagi pemula melalui media sosial turut berpengaruh terhadap gaya hidup remaja muslimah, terutama dalam hal penampilan dan kecantikan. Terlebih lagi, dibarengi juga dengan penawaran produk perawatan kulit/kecantikan dengan menampilkan model iklan remaja pula.

“Zamannya beda,” komentar kebanyakan orang tua hari ini. “Dulu, bunda di masa mudanya tidak mengenal skincare, paling hanya memakai bedak ketika keluar rumah. Mengenal makeup wajah pun ketika sudah menikah.”

Orang tua, terutama bunda, tidak boleh menganggap remeh ketika menemui anak gadisnya sekarang sangat care dengan penampilan dan wajahnya. Saat mereka mulai meminta uang jajan untuk membeli masker wajah, susu pembersih wajah, sunscreen, hand and body lotion, hingga parfum, dll.. Orang tua harus menilai ada gejala apa yang terjadi pada anak gadisnya.

Setiap sikap dan tingkah laku dipengaruhi oleh pemahaman. Benar atau tidak pemahaman tersebut akan menentukan perilaku yang dimunculkan, baik atau menyimpang. Setiap muslim, laki-laki dan perempuan mestilah menjadikan pemahaman Islam sebagai standar bagi perilakunya, apa pun sikap yang ditampakkan. Di sinilah orang tua harus peka dan bersegera menanamkan pemahaman Islam dan melepaskan pemahaman yang keliru pada anak gadisnya.

Kecantikanmu Bukan untuk Dinikmati Siapa pun di Luar Sana, Nak!

Ingin terlihat cantik adalah sikap yang muncul dari naluri seksual. Apalagi ada pujian dari lawan jenis terhadap penampilan seorang gadis. Maka remaja putri pun akan berusaha menampakkan penampilan yang sekiranya akan disukai dan dipuji oleh teman-teman atau orang sekitarnya yang laki-laki.

Baca Juga  Deradikalisasi Agama; Peran Ushul Fikih Dalam Membangun Nalar Islam Moderat

Garizah nau atau naluri seksual ini fitrah ada pada setiap manusia laki-laki dan perempuan. Ia bagian dari anugerah yang Allah ciptakan. Akan tetapi, Allah juga menurunkan Islam sebagai risalah yang akan menuntun hidup manusia termasuk panduan bagi manusia dalam mengendalikan naluri seksual ini, termasuk mengatur bagaimana penampilan perempuan yang sesuai dengan pemahaman Islam.

Mengajarkan pemahaman Islam tentang bagaimana muslimah dengan penampilannya kepada anak gadis harus menjadi agenda setiap keluarga muslim, agar sejak dini mereka telah memiliki pemahaman yang benar sesuai dengan tuntunan syarak. Tidak mengekang, tidak juga mengumbar, tetapi mengendalikan naluri sesuai tujuan penciptaannya.

Allah swt. berfirman dalam QS Al-Ahzab: 59, “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. ‘Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

 

Juga di dalam QS An-Nur: 31, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Baca Juga  Benarkah Perempuan Bercadar Tidak Nasionalis?

Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya).” (HR Abu Dawud).

Allah Swt. juga berfirman yang artinya, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu ….” (QS Al-Ahzab: 33)

Berdasarkan nas di atas, jelaslah bahwa kemolekan tubuh wanita justru wajib ditutup. Kalaupun wajah dan telapak tangan boleh terlihat, tetapi tidak boleh berhias seperti orang-orang jahiliah. Penampilan yang bisa merangsang timbulnya naluri seksual lawan jenis justru diharamkan dalam Islam.

Oleh karena itu, skincare yang dilakukan remaja muslimah dengan maksud agar penampilannya terlihat cantik, sehingga menarik perhatian dan memicu naluri seksual lawan jenis dengan munculnya rasa suka laki-laki terhadapnya adalah perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Jauhkan Anak Gadis Kita dari Budaya Konsumtif

Perlu ada penanaman pemahaman pada keluarga tentang mana yang harus dipenuhi karena merupakan kebutuhan hidup, dan mana yang bisa ditunda atau tidak perlu karena merupakan keinginan semata. Anak gadis kita harus diajarkan agar bisa memilah mana yang terkategori need dan mana yang termasuk want, kebutuhan dan keinginan. Jangan setiap promo tutorial produk skincare ingin mereka beli dan coba.

Remaja muslimah sudah bisa diajak untuk berpikir tentang pemenuhan kebutuhan hidup. Ada kebutuhan pokok yang menuntut segera direalisasikan dan ada kebutuhan pelengkap yang bisa ditunda pemenuhannya.

Baca Juga  Smackdown Aktivis dan Smackdown Radikalis

Dalam kondisi ekonomi keluarga yang makin sulit tersebab pandemi hari ini, setiap keluarga benar-benar berhitung keuangan rumah tangga agar tetap bisa bertahan hidup. Ditambah lagi sistem kapitalisme sekuler yang abai dalam memenuhi tercukupinya kebutuhan hidup masyarakat. Oleh sebab itu, remaja muslim harus diajak care terhadap kondisi keuangan keluarganya. Pola hidup sederhana harus ditanamkan sejak dini.

Walaupun pasti terasa berat memahamkan keluarga termasuk anak-anak, di tengah budaya konsumtif yang memang digencarkan oleh negara-negara kapitalis terhadap negara berkembang yang menjadi pasar bagi produk mereka. Bonus demografi usia muda adalah pasar potensial bagi negara kapitalis.

Di sinilah perlunya pembinaan keluarga-keluarga muslim dengan Islam, sehingga keluarga bisa menjadi benteng bagi setiap produk pemahaman luar yang tidak sejalan dengan Islam. Keluarga yang terbina dengan Islam juga akan memiliki kesadaran bahwa mereka tidak hidup dalam sistem ideal bagi manusia. Kesadaran ini akan mendorong upaya mewujudkan sistem ideal tersebut dalam kehidupan masyarakat.  Wallahu’alam bishshawab.

Tulisan Nabila Ummu Anas melalui https://www.muslimahnews.com/2021/10/23/ketika-anak-gadis-kita-mulai-berburu-skincare/

Advertisements

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *