Dalam Al-Qur’an umat Islam disebut sebagai umat terbaik sepanjang zaman. Predikat umat terbaik ini harus dapat menambah rasa syukur, di tengah realita kehidupan dunia yang rumit dan tak mudah diatur. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an;
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah,” (QS Ali ‘Imran [3]: 110).
Umat terbaik yang dimaksud ayat tersebut adalah umat Nabi Muhammad yang dikuatkan dengan adanya riwayat hadits dari Rasulullah SAW:
وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأُمَمِ
Artinya: “Umatku dijadikan sebagai umat terbaik,” (HR. Ahmad). Dialog Allah dengan Nabi Musa tentang Keutamaan Umat Nabi Muhammad SAW Dalam kitab Sabilul Iddikar karya Habib Abdullah bin ‘Alawi Al Haddad halaman 26, ditampilkan sebuah riwayat hadits sahabat Ibnu Abbas. Allah SWT pernah suatu ketika membanggakan umat Nabi Muhammad SAW dihadapan Nabi Musa AS.
Mula-mula pada suatu kesempatan, Rasulullah bertanya kepada para sahabat terkait maksud dari ayat Al Qur’an surat Al Qashas ayat 46:
وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّوْرِ اِذْ نَادَيْنَا وَلٰكِنْ رَّحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اَتٰىهُمْ مِّنْ نَّذِيْرٍ مِّنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ٤٦
Artinya: “Engkau (Nabi Muhammad) tidak pula berada di dekat gunung (Sinai) ketika Kami memanggil (Musa). Akan tetapi, (engkau mengetahuinya) semata-mata karena rahmat dari Tuhanmu agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang belum didatangi oleh seorang pun pemberi peringatan sebelum engkau agar mereka mendapat pelajaran.”
Para sahabat lantas merespon pertanyaan Rasulullah dengan menjawab “Allah dan RasulNya lebih tahu” Lantas Rasulullah SAW mulai menjelaskan maksud ayat tersebut dengan bersabda;
لَمَّا كَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ : يَا رَبِّ هَلْ خَلَقْتُ خَلْقًا أَكْرَمَ عَلَيْكَ مِنِّي؟ اصْطَفَيْتَنِي عَلَىٰ الْبَشَرِ، وَكَلَّمْتَنِي بِطُورِ سِينَاءَ
Artinya: “Ketika Allah “berbicara” dengan Nabi Musa AS, beliau berkata: “Ya Rabb, apakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih mulia daripadaku? Sebab aku telah engkau pilih sebagai hamba pilihan dari sekian banyak manusia, pun memilih berbicara denganku di Gunung Sinai ini.”
Karena rasa percaya diri Nabi Musa, Allah SWT menjawab pertanyaannya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba yang lebih mulia darinya, bahkan lebih mulia dari pada seluruh hamba pilihan Allah SWT. Nabi Musa AS lanjut merespon jawaban Allah SWT dengan bertanya lagi:
يَا رَبِّ فَهَلْ فِي الْأُمَمِ أَكْرَمُ عَلَيْكَ مِنْ أُمَّتِي، ظَلَّلْتَ عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْتَ عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ؟
Artinya: “Ya Rabb, apakah ada umat yang lebih mulia di hadapan-Mu selain umatku, yang pernah Engkau naungi dengan awan, dan menurunkan manna dan salwa (makanan surga) kepada mereka?”
Allah lantas menjawabnya dengan berfirman bahwa umat Nabi Muhammad SAW adalah umat terbaik, seperti keutamaan Allah dibandingkan seluruh makhluk ciptaanNya:
يَا مُوسَىٰ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ فَضْلَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَىٰ سَائِرِ الْأُمَمِ كَفَضْلِي عَلَىٰ جَمِيعِ خَلْقِي
Artinya: “Wahai Musa, apakah engkau tidak tahu bahwa keutamaan umat Muhammad di atas umat-umat lain seperti keutamaanku atas seluruh makhluk-Ku?”
Mendengar jawaban tersebut Nabi Musa AS lantas penasaran dan memohon kepada Allah SWT untuk berjumpa dengan umat Nabi Muhammad SAW. Namun Allah tidak mengizinkannya akan tetapi Allah hanya mengizinkan untuk mendergarkan suara mereka saja. Nabi Musa AS pun setuju dengan keputusan tersebut.
Kemudian Allah pun memanggil umat Nabi Muhammad SAW dengan berfirman: قَالَ اللَّهُ تَعَالَىٰ : يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. فَأَجَابُوا كُلُّهُمْ بِصَيْحَةٍ وَاحِدَةٍ يَقُولُونَ
: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكِ
Artinya: “Wahai umat Muhammad.” Mereka pun semua menjawab dengan satu suara: “Labbaik Allahumma labbaik,”
Jawaban umat Nabi Muhammad ini sejatinya mereka belum lahir ke dunia, tetapi ruh mereka sudah ada dalam ketetapan Allah SWT. Kemudian Allah SWTmelanjutkan firmanNya, dengan menyebutkan kasih sayangNya terhadap umat Nabi Muhammad SAW, umat terbaik sepanjang zaman.
ثُمَّ قَالَ اللَّهُ تَعَالَىٰ : صَلَاتِي وَسَلاَمِي عَلَيْكُمْ، وَرَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي، وَعَفْوِي سَبَقَ عَذَابِي. وَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ قَبْلَ أَنْ تَسْتَغْفِرُونِي، وَاسْتَجَبْتُ لَكُمْ قَبْلَ أَنْ تَدْعُونِي، وَأَعْطَيْتُكُمْ قَبْلَ أَنْ تَسْأَلُونِي. فَمَن لَقِيَنِي مِنْكُمْ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، غَفَرْتُ لَهُ ذُنُوبَهُ..
Artinya: “Kemudian Allah berfirman: “Salam dan shalawat-Ku atas kalian, rahmat-Ku telah mendahului murka-Ku, dan ampunan-Ku telah mendahului azab-Ku. Aku telah mengampuni kalian sebelum kalian meminta ampun, Aku mengabulkan doa kalian sebelum kalian memohon, dan Aku memberi kalian sebelum kalian meminta. Barang siapa di antara kalian yang bertemu dengan-Ku dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, Aku akan mengampuni dosa-dosanya.”
Demikianlah dialog allah dengan Nabi musa AS terkait keutamaan umat Nabi Muhammad SAW. Betapa besar cinta dan kasih sayang Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Sebelum hamba-Nya meminta ampun, Allah sudah mengampuni. Sebelum hamba-Nya memohon, Allah telah memberi. Lalu, masihkah kita mengeluh setelah begitu banyak keutamaan dan nikmat yang Allah limpahkan? Wallahu a’lam bish shawab.
Ahmad Yaafi Kholilurrohman
Penikmat Insight Keislaman, Alumni Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur
Sumber: https://www.arina.id/islami/ar-awQAs/ketika-allah-memuji-umat-nabi-muhammad-di-hadapan-nabi-musa