Islam Moderat sebagai Konsep Mewujudkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin

Jalanhijrah.com-Dewasa ini isu-isu yang mencuat serta berkembang ialah tentang radikalisme dan liberalisme. Basis yang digunakan adalah pemahaman yang secara eksplisit atau luarnya saja, tidak memahami secara universal atau  menyeluruh. Itulah mengapa banyak dari kalangan milenial yang tergiur akan hal itu. Tentu saja akan banyak problem yang ditimbulkan seperti pemahaman yang kurang pas tentang konsep ibadah dan bersosialisas idengan orang yang berbeda keyakinan. Pemikiran yang kurang tepat ini bisa menjerumuskan kita ke ranah yang tidak diinginkan. Salah satu contohnya munculnya teroris beberapa waktu yang lalu. Kita semua khususnya umat islam tidak menghendaki kejadian seperti itu. Oleh karenanya banyak dari kiai atau ulama yang menawarkan berbagai solusi, salah satu diantaranya adalah menggencarkan paham islam moderat sebagai konsep mewujudkan islam rahmatan lil alamin.

Dalam konteks ini banyak pengaruh atau doktrin positif yang bisa di petik dan tentunya dapat diimplementasikan. Di sisi lain juga dapat mempertahankan kebangsaan serta kemaslahatan bagi umat islam sendiri. Kemudian muncullah pertanyaan bagaimana konsepnya dan kenapa sebaiknya harus diintegrasikan?.Suatu pertanyaan yang mungkin menjadi tanda Tanya oleh kaum umat islam sekarang ini.

Dalam perspktif islam sendiri mengatakan bahwa sebaik-baiknya perkara adalah paling tengah(moderat), sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW”خير الأمور أوساطها “. Ini sinkron dengan konsep islam moderat yang tujuannya adalah tidak cenderung ke kiri ataupun ke kanan. Ini merupakan argumentasi atau dalil yang saya kira cocok untuk menjadi solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

Baca Juga  Belajar Berkurban dari Radikalisme Cinta Keluarga Ibrahim

Dan ayat alquran sendiri mengatakan “وكذالك جعلناكم أمة وسطا ليكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا”Di dalam tafsir jalalain  arti yang asli dari wasathan adalah ummat yang adil dan pilihan. Suatu diksi yang sangat tepat untuk mendeskripsikan ummat nabi Muhammad SAW khususnya di zaman ini. Atas dasar inilah konsep dasar islam moderat dibangun dan digaungkan. Perlu diketahui implementasi dari konsep tersebut untuk segi  ibadah ialah memperseimbangkan antara Hablumminallah dan Hablumminannas. Kurang tepat jika memahami ibadah secara tekstual yang mana harus fokus ibadah hanya sholat saja, puasa terus, dll dan melupakan bersosialisasi kepada hamba Allah yang lain.

Walaupun ada dalil yang mengatakan demikian yaitu “وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون”yang artinya dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah, akan tetapi jangan lupakan hadits Nabi untuk memberi manfaat kepada yang lain adalah bagus”nya manusia, sehingga jika keduanya diintegrasikan akan menjadi sebuah tata cara kehidupan yang tepat. Sebagaimana contoh tauladan kita yaitu Nabi Muhammad yang juga berjualan, menjahit, bersosialisasi dll. Sedangkan untuk segi bermasyarakat dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kita, agama telah menganjurkan untuk bersikap tasamuh, tawazun,tawassuth dan i’tidal.

Secara ontologis goals dari keempat prinsip tersebut adalahsaling bertoleransi, menghargai pendapat orang lain, bersikap netral diantara dua konflik, dan salingbahu membahu untuk tercapainya persatuan dan kesatuan. Dimensi pemikiran yang fanatik terhadap satu kubu juga tidak selaras dengan anjuran agama, banyak hadits Nabi yang mengatakan hal itu. Salah satunya adalah kisah Nabi bertemu sahabat yang sedang menanam kurma dimana saat itu Rasulullah berjalan bertemu dengan beberapa kebun kurma,  lantas Nabi pun bertanya” apa yang mereka lakukan? ” Salah satu sahabat pun menjawab “Mereka menyerbukkan dengan menjadikan benih pejantan masuk kedalam benih betinanya, hingga jadilah penyerbukan”.

Baca Juga  Kisah Mahsa Amini: Kewajiban Berjilbab oleh Pemerintah yang Berujung pada Hilangnya Nyawa

Kemudian Nabi pun bersabda”أنتم أعلم بأمر دنياكم”Artinya kalian lebih paham dengan urusan dunia kalian. Fiqhul hadits atau dengan kata lain pemahaman yang bisa kita ambil dari hadits tersebut adalah Rasulullah tidak melarang untuk mengambil manfaat dari kaum lain, padahal waktu itu proses penyerbukan sudah dilakukan oleh kaum non Muslim. Dengan demikian jika dikaitkan dengan islam rahmatan lil alamin sehingga terjadilah  kesinambungan antara kehidupan dunia dan akhirat ibarat 45% dan 55% . Inti dari ajaran Islam adalah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan , hal ini merupakan kontradiksi dari rahmatan lil alamin.

Dalam proses selanjutnya islam menganjurkan untuk bersikap kasih sayang terhadap sesama manusia. Hal ini telah disebutkan di dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi افضل الاعمال بعد الايمان التودد ال الناس , artinya paling bagus”nya amal setelah iman adalah kasih sayang terhadap manusia. Hegemoni islam akan tampak tatkala semua ummatnya melaksanakan apa yang diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah dan rasul-Nya. Dari sinilah peran pemuda sebagai agent of change diperlukan sumbangsihnya untuk mewujudkan perdamaian yang terus berkelanjutan.

Substansi dari konsep moderat adalah tidak merasa paling benar sendiri, menghargai pendapat orang lain, menjadi penengah diantara dua kubu yang sedang bertikai dan tidak cenderung ke satu sisi pemahaman. Dapat dikatakan bahwa proses ini tidak  bisa serta merta instan atau bisa begitu cepat begitu saja, butuh waktu yang agak lama untuk melakukan implementasi dari konsep tersebut.

Baca Juga  Kalang Kabut Moderasi Pendidikan dan Radikalisme yang Mengisinya

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiarkan atau menggaungkan konsep ini di masyarakat melalui berbagai kegiatan baik sifatnya formal maupun tidak formal. Langkah ini secara fundamental akan membawa pengaruh sedikit demi sedikit bagi masyarakat Nusantara. Tak hanya berhenti di situ, yang tidak kalah penting adalah bagaimana para pemuda bisa mengaplikasikan konsep tersebut dalam kegiatan sehari-hari sehingga dapat memicu peradaban yang indah bagi masyarakat Indonesia yang mejemuk ini. Semoga dengan ikhtiyar ini dapat mewujudkan perdamaian yang hakiki yang diridhoi Ilahi.

Penulis:

Mahasiswa jurusan IQT (Ilmu Qur’an dan Tafsir)IAIN KUDUS, dan Alumnus Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen, Pati.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *