Imam Hasan al-Bashri, Mahligai dari Tanah Basrah

Jalanhijrah.com- Ia adalah guru para tabiin. Ucapannya mengandung hikmah bertutur layaknya para nabi. Ilmunya menjiwai dalam diri. Putra asuhan rumah tangga Nabawi. Ia adalah mahligai kota Basrah.

Abu Nu’aim berkata, “Di antara para tabiin itu ada yang menjadikan takut dan rasa sedih sebagai teman, berkawan dengan kesusahan dan kehidupan yang keras serta sedikit tidurnya. Dialah Abu Said al-Hasan bin Abi al-Hasan, seorang yang ahli fikih dan zuhud, tekun beribadah dan dermawan, sangat menjauhi gemerlapnya dunia dengan segala keindahannya serta menjauhi syahwat dan menghalaunya jauh-jauh hingga tidak kembali.”

Ibunya adalah seorang sahaya milik ummul mukminin, Ummu Salamah ra. Wanita sahaya itu bernama Khairah. Ayahnya seorang bekas tawanan perang dari Maisan yang jatuh ke tangan Bani Najjar, namanya Yasar.

Imam Hasan lahir dua tahun menjelang berakhirnya kekhalifahan Umar bin Khaththab ra. Hasan kecil tinggal bersama orang tuanya di Wadil Qura, daerah di dekat Madinah. Hasan kecil dibesarkan dalam naungan rumah tangga Rasulullah saw. yang sarat dengan nilai takwa dan akhlak mulia. Ia diasuh langsung oleh salah satu istri Nabi saw., di samping ibu kandungnya.

Ummu Salamah kerap mengutus ibunda Hasan dalam suatu urusan. Hasan pun merengek mencari ibunya. Ketika itulah Ummul Mukminin menggendongnya lalu menyusuinya hingga Hasan tenang kembali. Ummu Salamah sering mempertemukan Hasan dengan para sahabat Nabi saw. yang masih hidup.

Baca Juga  Merayakan Maulid Nabi dari Kafe

Mereka seringkali memanjatkan doa untuknya. Saat itu, Hasan dipertemukan dengan Khalifah Umar bin Khaththab ra. Lalu Umar berdoa, “Ya Allah, pahamkanlah ia tentang din-Mu, dan jadikanlah orang-orang mencintainya.”

Berbekal air susu penuh berkah dan doa Khalifah Umar, Imam Hasan menjadi seorang ulama besar sepanjang zaman. Adz-Dzahabi berkata, “Ia adalah seorang yang banyak kebaikannya dan seorang yang baik pula tabiatnya. Ia adalah pelopor di bidang hadis, balagah, Al-Qur’an dan tafsirnya, serta cabang-cabang ilmu yang lain. Ia juga adalah imam bagi para mujtahid, banyak membaca, pandai memberikan nasihat dan peringatan, mampu menahan amarah dan ahli ibadah, zuhud dan jujur, serta mempunyai sifat yang pemberani.”

Karena keilmuan dan kecerdasannya, Imam Hasan banyak mendapat sanjungan para ulama. Abu Burdah pernah mengatakan bahwa sosok Imam Hasan menyerupai para sahabat Nabi saw. Anas bin Malik, salah satu sahabat Nabi pun takjub akan kemampuannya. Beliau berkata, “Bertanyalah kepada Hasan karena ia orang yang kuat hafalannya, sedangkan kami terkadang lupa.”

Betapa luar biasa derajat ilmu Imam Hasan al-Bashri hingga menjadi rujukan para ulama. Tanpa tutur kata hikmahnya, rasanya kurang sempurna menggambarkan sosok sang imam yang ahli ibadah, berilmu, dan salih. Beliau paling memahami tentang halal-haram. Senantiasa berhati-hati dalam beramal. Inilah di antara keberhasilan pendidikan Ummu Salamah terhadapnya.

Di antara nasihat indah Imam Hasan al-Bashri ialah, “Sesungguhnya seorang mukmin akan bersedih pada waktu pagi dan sore hari, dan tidak ada yang lain selain itu, karena seorang mukmin itu berada di antara dua ketakutan (kekhawatiran); antara dosa yang telah lalu; dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Allah terhadap dosa-dosa itu dengan umur yang masih tersisa dan dia juga tidak tahu apa yang akan menimpanya nanti.” (Hilyatul Auliya’ 2/132)

Baca Juga  Mengarang Tidak Asal Mengarang-ngarang

Keilmuan Imam Hasan al-Bashri patut diteladani. Meski terlahir dari rahim sahaya, beliau mereguk berkah dari ibu susunya. Seorang ummul mukminin yang terpandang nasabnya dan terkenal dermawan. Ummu Salamah ra. merupakan contoh teladan dalam mendidik dan membesarkan anak.

Output pendidikan itu terpatri dalam sosok imam para tabiin, Hasan al-Bashri. Tatkala ajal menjelang, beberapa orang lelaki dari kerabatnya datang menjenguk. Mereka mengatakan, “Hai Abu Sa’id, bekalilah kami dengan nasihat-nasihat yang bermanfaat.” Maka Hasan berkata, “Baiklah kalian akan kubekali dengan tiga nasihat, kemudian beranjaklah dari sini dan biarkan aku menghadapi apa yang akan kuhadapi. (1) setiap perkara yang dilarang atas kalian, jadilah kalian orang yang paling menjauhinya. (2) setiap perkara makruf yang diperintahkan pada kalian, jadilah kalian orang yang paling mengamalkannya, dan (3) ketahuilah bahwa langkah kalian adalah dua; langkah yang menguntungkan dan langkah yang merugikan. Maka perhatikan, kemana saja kalian melangkah dari pagi hingga sore…” (Hilyatul Auliya’ 2/154)

Sungguh nasihat indah yang penuh makna. Semoga Allah merahmati beliau. Semoga kita bisa mengambil setiap butiran nasihat dari Imam Hasan al-Bashri.

Penulis

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *