Jalanhijrah.com-Siapa si di dunia ini yang tidak ingin kaya? Dengan menggunakan logika dan akal yang sehat pastilah setiap naluri manusia ingin kaya. Karena dengan kaya, banyak orang yang beranggapan hidupnya akan enak dan sejahtera. Namun bagaimana si ukuran orang disebut kaya dalam perspektif Islam.
Naluri alamiyah manusia ingin kaya dan selalu memperbanyak harta ini disebutkan dalam Surat At-Takasur ayat 1-2. Dimana dalam ayat tersebut sungguh manusia akan terus berbanyak-banyak harta. Hanya kematian yang bisa menghentikan naluri tersebut
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (1). Sampai kamu masuk ke dalam kubur (2)
Banyak orang mengira bahwa orang yang disebut kaya adalah orang yang banyak harta. Memang secara hal tersebut menjadi salah satu indikatornya. Dan berikut 3 ukuran orang disebut kaya dalam ajaran Islam
Syaikh Zaruq menjelaskan 3 ukuran ini, beliau menuliskan
قلت يرزقك الكفاية فلا يشوشك بالفقد ويمنعك الزيادة لئلا يشغلك بالوجد بل تكون سالما من إقبالها وسالما من إدبارها
Artinya: ”Menurut saya, Allah memberimu cukup harta sehingga kehilangannya tidak membuatmu resah. Ia juga tidak memberimu banyak harta sehingga keberadaannya tidak membuatmu bimbang. Dengan jumlah yang cukup kamu tetap selamat saat harta pergi dan datang Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, [Mesir, As-Syirkatul Qaumiyyah: 2010 M/1431 H], halaman 178).
Dari keterangan ini kita bisa melihat 3 ukuran orang disebut kaya dalam ajaran Islam
Pertama, orang yang diberikan harta dan apabila harta tersebut hilang dari kepimilikannya tidak membuatnya resah
Kedua, orang yang diberikan harta berlebih namun keberadaan harta tersebut tidak membuatnya bimbang dan tidak menjerumuskannya kedalam hal yang tidak diridhoi Allah.
Ketika, orang yang selamat dari perasaan memiliki karena keluar masuknya harta dalam dirinya
Ketiga hal ini apabila sudah ada dalam diri seseorang maka seseorang tersebut sudah disebut kaya dalam ajaran Islam.
Demikianlah 3 ukuran orang disebut kaya dalam ajaran Islam, Wallahu A’lam Bishowab