muslimah reformis

Jalanhijrah.com- Dalam Islam perempuan sangat mulia kedudukannya. Allah menciptakan perempuan sebagai makhluk yang unik dan istimewa. Mereka dihormati dan dijaga dengan mulia dalam Islam. Perempuan adalah perhiasan dunia sebagaimana hadis Rasulullah SAW yang artinya “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang shalihah.” (HR Muslim)

Banyak sekali sosok perempuan yang dapat kita teladani di dalam Islam. Pada zaman Rasulullah banyak sekali perempuan teladan. Contohnya Ummul Mukminin Khadijah istri Rasulullah SAW,  Aisyah binti Abu Bakar, Fatimah Az zahra binti Muhammad dan masih banyak lagi teladan lainnya.

Peran Perempuan dalam Islam

Dalam perannya, perempuan menghasilkan generasi islami dan mereka akan menentukan masa depan suatu bangsa. Apabila generasi perempuan baik, maka ia akan melahirkan generasi islami yang baik pula. Sebaliknya, apabila generasi perempuannya buruk, maka akan buruk pula generasi-generasi yang akan datang. Maka dari itu perkembangan generasi suatu bangsa sangat ditentukan oleh kaum wanitanya.

Untuk membentuk generasi islami yang baik, wanita harus memiliki ilmu dan akhlak yang baik. Oleh sebab itu pendidikan akan sangat berguna bagi wanita. Wanita harus menuntut ilmu, membuka jendela ilmu pengetahuan seluas-luasnya agar dapat melihat cakrawala dan mengambil manfaat dari ilmu-ilmunya.

Pendidikan Bagi Perempuan

“Untuk apa wanita berpendidikan tinggi kalau ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga?”
Kita pasti pernah mendengar perkataan seperti itu, kan? Kalimat tersebut biasanya muncul dari orang-orang yang belum paham akan pentingnya pendidikan bagi wanita apalagi pendidikan Islam.

Baca Juga  Raden Ajeng Siti Nurul: Wanita Berpendidikan Pantang Dimadu

“Bukankah menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim?”

Ya, menuntut ilmu bagi perempuan tidak harus selalu didapatkan dari bangku sekolah atau kuliah saja tapi ilmu bisa dicari dimana saja dan kapan saja. Contoh sederhananya belajar mengaji dan ilmu agama. Ilmu agama sangat penting sekali, ia tidak hanya dipelajari dalam bangku sekolah. Seorang wanita apabila sudah menjadi ibu harus membimbing putra putrinya untuk mengenal penciptanya dan mengajarkan ilmu agama serta amalan-amalan kebaikan supaya dapat mencetak generasi yang soleh dan sholehah.

Ibu: Madrasah Pertama

Posisi seorang ibu sangat mulia dan dihormati dalam Islam. Ketika perempuan sudah menjadi seorang ibu maka ia mempunyai tugas dan tanggung jawab. Mereka harus menjalankan perannya dengan baik terutama dalam memberikan pendidikan di rumah bagi anak-anak.

Dari Abu Hurairah ra., berkata : “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW ia berkata “Ya Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Rasulullah menjawab ‘Ibumu’. Dan orang tersebut bertanya kembali ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab ‘Ibumu’. Orang tersebut bertanya kembali ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab ‘Ibumu’. Orang tersebut bertanya kembali ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab ‘kemudian ayahmu’. (HR Bukhari dan Muslim)

Ibu adalah madrasatul ula, madrasah pertama, bagi anaknya, sehingga harus memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya baik di rumah maupun di luar rumah. Seorang ibu harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya karena seorang anak merupakan peniru yang ulung, ia akan dengan cepat meniru segala tingkah laku dari orang tuanya.

Baca Juga  Siapakah Pelaku Teror yang Memahami Esensi Isi Kitab Kuning? Sebuah Sanggahan

Maka dari itu sebagai orang tua apalagi sebagai seorang ibu yang merupakan madrasah utama bagi anaknya harus berhati-hati dan memberikan sebaik-baiknya teladan bagi anak-anaknya.

Seorang ibu rajin melaksanakan shalat lima waktu, rajin membaca Al-Qur’an, memberi sedekah dan berkata sopan santun. Hal tersebut adalah beberapa keteladanan dari seorang ibu.

Tentunya kita sebagai muslimah ingin sekali menghasilkan generasi islami yang kelak dapat berguna bagi agama, bangsa dan negara, bukan? Untuk menjadi wanita muslimah yang dapat mencetak generasi islami ada beberapa hal yang harus kita lakukan dan jadikan kebiasaan. Kebiasaan ini mulai  dari hal-hal yang sederhana seperti :
1. Rajin membaca buku terutama buku-buku islami
2. Rajin mengikuti kajian islami
3. Belajar parenting dan meneladani pola asuh dari para wanita muslimah terdahulu seperti ibunda para nabi dan rasul serta ulama.

Tentu, perempuan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Muslimah reformis, perempuan reformis yang merupakan kunci lahirnya generasi islami.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *