jalanhijrah.com – Peringatan Sumpah Pemuda menjadi ajang penting untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme dan kesadaran budaya sebagai perekat bangsa di tengah kemajemukan. 
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyampaikan hal tersebut dalam acara peringatan Sumpah Pemuda bertajuk “Suara: Nada Awal Menuju 100 Tahun Sumpah Pemuda” yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, pada Selasa (28/10/2025).
Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan bahwa budaya memiliki peran vital dalam menjaga persatuan bangsa. Ia juga menilai bahwa peringatan Sumpah Pemuda tidak semata menjadi acara seremonial tahunan, melainkan momentum untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai kebangsaan melalui ekspresi seni dan karya budaya. 
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi peringatan semata, tetapi juga berkontribusi dalam kemajuan kebudayaan nasional,” ujarnya.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa budaya memiliki peran penting sebagai kekuatan pemersatu yang mampu mengubah perbedaan menjadi potensi kolektif. 
“Budaya sebagai kekuatan pemersatu menjadikan keberagaman bukan ancaman, melainkan sumber kekuatan bersama,” ujarnya. 
Ia juga menyoroti makna historis lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman yang pertama kali diperdengarkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928. Menurut Fadli Zon, lagu tersebut lahir dari semangat persatuan dan menjadi roh perjuangan bangsa. 
“Nada-nada yang dimainkan melalui biola WR Supratman memberi napas perjuangan yang luar biasa. Lagu ini adalah simbol jiwa nasionalisme kita,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa persatuan bangsa tidak terjadi secara otomatis. Dengan lebih dari 1.340 suku bangsa dan 718 bahasa yang tersebar di lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia memerlukan kesadaran bersama untuk terus menjaga semangat kebersamaan. “Persatuan ini harus terus dirawat, tidak bisa dianggap akan bertahan dengan sendirinya. Banyak negara besar runtuh karena gagal memelihara persatuannya,” ujarnya mengingatkan.
Sementara itu, Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Abi Kusno, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan peringatan tahun ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda terus tumbuh dan menemukan wujud baru dalam ekspresi generasi muda. “Melalui berbagai kegiatan di Museum Sumpah Pemuda dan Museum Kebangkitan Nasional, kami ingin memperlihatkan bahwa semangat itu tetap hidup, berkembang, dan hadir dalam karya serta aksi anak muda masa kini,” tuturnya.
Selain menggelar konser musik dan pameran karya maestro W.R. Supratman, MCB juga memperkenalkan Kluster Museum Rumah Bersejarah yang mencakup tiga museum utama: Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.










