mushaf

Salah satu fenomena yang menarik perhatian saat sholat jamaah adalah adanya jamaah yang membawa mushaf Al-Qur’an saat melaksanakan sholat. Di Masjid Istiqlal, Jakarta, misalnya, terlihat beberapa jamaah membawa Al-Qur’an saat mengikuti sholat berjamaah. Hal serupa juga di Masjidil Haram dan Nabawi, sering terlihat melalui siaran televisi, jamaah yang membawa Al-Qur’an saat melaksanakan sholat. Lantas bagaimana hukum membawa Al-Qur’an saat sholat tarawih?

Imam Nawawi dalam kitabnya Majmu’ Syarh Al-Muhadzab, Jilid IV, halaman 27 menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an dari mushaf saat sholat tidak membatalkan sholat, baik bagi yang hafal Al-Qur’an maupun yang tidak. Bahkan, bagi yang tidak hafal Fatihah, membaca Al-Qur’an dari mushaf adalah wajib. Membalik halaman mushaf sesekali saat sholat juga tidak membatalkan sholat.

Simak penjelasan berikut;

فرع:  لو قرأ القرآن من المصحف لم تبطل صلاته سواء كان يحفظه أم لا بل يجب عليه ذلك إذا لم يحفظ الفاتحة كما سبق ولو قلب أوراقه أحيانا في صلاته لم تبطل

Artinya: “(Cabang); Jika orang yang sholat kemudian sembari sholat dia membaca Al-Qur’an dari mushaf, maka sholatnya tidak batal, baik dia hafal atau tidak. Bahkan, dia wajib melakukannya jika dia tidak hafal surah Fatihah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dan jika dia membalik halamannya sesekali selama sholatnya, maka sholatnya tidak batal.” [Imam Nawawi, Majmu’ Syarah al-Muhadzab, Jilid IV, [Jeddah; Maktabah al-Irsyad, tt] halaman 27 ]

Baca Juga  Menolak Khilafah Berarti Fobia Terhadap Perjuangan Islam?

Selanjutnya, Syekh Dr. Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islami wa Adillatuhu, Jilid II, halaman 11, membaca Al-Qur’an dari mushaf saat sholat diperbolehkan menurut mazhab Hanabilah. Dalil yang menunjukkan bolehnya membaca Al-Qur’an dari mushaf saat sholat adalah hadits yang meriwayatkan bahwa Aisyah pernah diimami oleh seorang budaknya yang membaca Al-Qur’an dari mushaf.

Simak penjelasan Syekh Wahbah Az-Zuhaili berikut ini ;

وأجاز الحنابلة القراءة في أثناء الصلاة في المصحف ، ويكره ذلك لمن يحفظ ؛ لأنه يشغل عن الخشوع في الصلاة والنظر إلى موضع السجود لغير حاجة ، كما يكره في الفرض على الإطلاق ؛ لأن العادة أنه لا يحتاج إلى ذلك فيها ، وتباح في غير هذين الموضعين للحاجة إلى سماع القرآن والقيام به . والدليل على الجواز أن ه عائشة كان يؤمها عبد لها في المصحف ) ، وسئل الزهري عن رجل يقرأ في رمضان في المصحف ؟ فقال : كان خيارنا يقرؤون في المصاحف .

Artinya: “Mazhab Hanbali memperbolehkan membaca Al-Quran dari mushaf (Al-Quran cetak) saat sholat. Namun, hal ini dimakruhkan bagi orang yang sudah hafal Al-Qur’an karena dapat mengganggu kekhusyu’an sholat dan mengalihkan pandangan dari tempat sujud tanpa keperluan. Makruh juga membaca Al-Qur’an dari mushaf saat sholat fardhu karena umumnya tidak membutuhkannya. Di luar dua kondisi tersebut, membaca Al-Quran dari mushaf diperbolehkan karena kebutuhan untuk mendengarkan dan mengamalkannya.

Dalil yang menunjukkan kebolehan ini adalah hadits bahwa Aisyah pernah diimami oleh seorang budaknya yang membaca Al-Quran dari mushaf. Az-Zuhri juga pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang membaca Al-Quran dari mushaf di bulan Ramadhan. Ia menjawab, “Orang-orang terbaik di antara kami dulu membaca Al-Quran dari mushaf.” [Syekh Dr. Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islami wa Adillatuhu, [Beirut; Durul Kutub ‘Ilmiyah, 1997] Jilid II, halaman 11].

Baca Juga  Ikhtiar Menyusun Pelajaran Sejarah untuk Santri Mubtadiin

Dengan demikian, bahwa sholat jamaah sambil memegang mushaf adalah sah dan diperbolehkan. Hal ini didukung oleh beberapa pendapat ulama Syafi’iyah dan sebuah riwayat yang menunjukkan bahwa Aisyah pernah diimami oleh sahabat yang membaca Al-Qur’an saat menjadi imam.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *