Jalanhijrah.com-Secara umum, banyak masyarakat mengartikan bahwa tawakal adalah berserah diri kepada Allah. Berserah diri ini adalah pengertian yang sangat umum, sebenarnya bagaimana si tawakal atau berserah diri yang hakiki yang sesuai dengan syariat Islam.
Imam Al-Hadad dalam kitabnya Risalah Al-Mua’wanah menjelaskan 3 tanda orang yang bertawakal secara hakiki
Pertama, adalah orang yang berharap penuh kepada Allah dan tidak takut dengan hal apapun kecuali dengan Allah
الأولى أن لا يرجوغيرالله ولا يخاف إلا الله، وعلامة ذالك أن لا يدع القول بالحق عند من يُرجى و يُخشى عادة من المخلوقين كالأمراء والسلاطين
pertama, tidak berharap kecuali kepada Allah sekaligus tidak takut kecuali kepada-Nya. Hal itu ditandai dengan keberaniannya mengatakan sesuatu yang benar di hadapan seseorang yang umumnya orang memiliki harapan sekaligus merasa takut kepadanya seperti para amir dan raja.
Kedua, tidak pernah merisaukan akan rezeki. Karena ia sudah memiliki keyakinan penuh bahwa rezeki itu adalah pemberian Allah yang sudah pasti
والثانية أن لا يدخل قلبه همُّ الرزق ثقة بضمان الله بحيث يكون سكون قلبه عند فقد ما يحتاج اليه كسكونه في حال وجوده وأشد
Artinya: “Kedua, tidak pernah merisaukan masalah rezeki karena merasa yakin akan adanya jaminan Allah. Sehingga hatinya tetap tenang dan tentram di kala suatu keuntungan luput darinya, sama seperti di kala ia memperolehnya”
Ketiga, tidak pernah takut akan datangnya marabahaya yang akan menimpa dirinya. Karena keyakinan penuh pada dirinya tidak ada sesuatu yang bisa membahayakan diri kecuali atas kehendak tuhan yang maha esa
والثالثة أن لا يضطرب قلبه في مظان الخوف علما منه أن ما أخطأه لم يكن ليصيبه وما أصابه لم يكن ليخطئه
Artinya: ”Ketiga, tidak pernah hatinya terguncang pada saat diperkirakan akan datangnya suatu bahaya. Karena ia yakin sepenuhnya bahwa tak satu pun ditetapkan ia terhindari darinya, akan tetap menimpanya. Dan tak satu pun ditetapkan akan menimpanya, akan terhindar dari dirinya”.
Demikianlah 3 tanda orang yang bertawakal secara hakiki. Wallahu A’lam Bishowab