Jalanhijrah.com – Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh ampunan. Pada bulan ini, setiap orang Islam yang sudah memenuhi syarat wajib berpuasa. Tentu orang yang akan menjalankan puasa ini, wajib juga hukumnya untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan ilmu puasa seperti mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam sebagian pendapat ada yang menyatakan bahwa orang yang sedang puasa tidak dianjurkan untuk memakai parfum? Lantas benarkah hal demikian.
Memang dalam kajian fikih, ada sebagian ulama yang tidak menganjurkan orang yang berpuasa memakai parfum. Dalam Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah diterangkan
وقال الشّافعيّة : يسنّ للصّائم ترك شمّ الرّياحين ولمسها . والمراد أنواع الطّيب ، كالمسك والورد والنّرجس ، إذا استعمله نهارا لما فيها من التّرفّه ، ويجوز له ذلك ليلا ، ولو دامت رائحته في النّهار ، كما في المحرم
Artinya: “Para ulama Syafi’iyyah berkata: Disunahkan bagi orang yang berpuasa untuk tidak mencium wangi-wangian dan memegangnya. Maksud dari wangi-wangian adalah berbagai macam parfum, seperti wangi misik, bunga mawar dan bunga bakung ketika dipakai pada saat siang hari. Sebab dalam menggunakan wangi-wangian terkandung makna kemewahan. Dan boleh menggunakan wangi-wangian saat malam hari, meskipun harum wanginya menetap sampai siang hari, seperti halnya hukum bagi orang yang muhrim.”
Bahkan dalam kitab Ianatut Thalibi, Orang puasa yang memakai parfum hukumnya makruh
(وتطيب) لغير صائم على الاوجه (قوله: لغير صائم) أي غير محرم. أما الاول فيكره له استعمال الطيب. وأما الثاني فيحرم.
Artinya: “Dan disunahkan (saat hari Jumat) menggunakan wewangian, kecuali bagi orang yang berpuasa menurut qaul awjah dan kecuali bagi orang yang sedang ihram. Menggunakan wewangian dihukumi makruh bagi orang yang berpuasa dan haram bagi orang yang ihram”.
Dengan penjelasan ini, maka menjadi jelas bahwa memakai parfum disiang hari bagi orang yang berpuasa tidak dianjurkan, Wallahu A’lam Bishowab.
Penulis: Ahmad Khalwani Penikmat Kajian keislaman