Menjadi konten kreator media sosial bisa saja bernilai ibadah. Ia tetap bisa menjalankan pekerjaannya tapi tak ketinggalan ibadahnya. Hal tersebut diungkapkan Anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, H. Muhammad Faiz, Lc, MA saat menjawab pertanyaan detikers terkait digital detox.
Gus Faiz, sapaan akrabnya, mulanya menjelaskan hadits yang berisi delapan pintu surga. Ada pintu sholat, ada pintu yang khusus bagi mereka yang semangat menjalankan puasa. Bisa jadi nanti ada pintu khusus bagi konten kreator yang menjadikan pekerjaannya sebagai ibadah. Banyaknya pintu surga ini merupakan rahmat Allah SWT agar orang bisa memasuki surga sesuai dengan kondisi dan amalan kesehariannya.
“Menjadi seorang konten kreator itu adalah pekerjaan yang pekerjaan ini bisa ibadah kalau kontennya berisi tentang kebaikan. Sehingga, ketika Anda menjadi konten kreator di bulan Ramadan ini perlukah Anda mengurangi interaksi Anda dengan handphone? Saya katakan perlu dalam konteks tertentu dan tidak perlu dalam konteks tertentu,” kata Gus Faiz dalam detikKultum, Senin (10/3/2025).
Gus Faiz menjelaskan, saat tidak sedang membuka konten, tinggalkan hp. Gunakan waktu tersebut untuk muhasabah diri, zikir, belajar, dan sebagainya. Namun, saat memiliki pekerjaan untuk membuat konten tertentu di media sosial, Gus Faiz berpesan agar memperbanyak konten yang mendorong orang mengingat Allah SWT, dekat dengan agama.
Ia menganalogikan pembuatan konten dengan sebilah pisau. Pisau di tangan pembunuh bisa digunakan untuk menghilangkan nyawa, tetapi di tangan juru masak bisa menghasilkan sajian yang indah. Begitu juga dengan konten kreator, apabila ia memproduksi konten yang berisi dorongan maksiat itu akan mendatangkan dosa. Sebaliknya, apabila konten itu mendorong audiens semakin cinta ibadah, itu mendatangkan kebaikan yang bernilai ibadah.
Kata Gus Faiz, memproduksi konten yang bertujuan untuk hal positif, seperti mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka si pembuat akan mendapat pahala yang tidak kalah dengan pahala para kiai, para guru, yang berceramah di masjid.
“Oleh karena itu dalam agama, juga ada pesan untuk kita untuk melakukan kreasi apa pun. Wa quli’malụ, bekerjalah kalian dengan pekerjaan apa pun selama pekerjaan nanti akan dilihat oleh Allah, akan dilihat oleh kaum muslimin sebagai satu pekerjaan yang baik,” jelas Gus Faiz.
Konten kreator tidak harus mengharamkan handphone selama bulan Ramadan. Itu tetap bisa digunakan selama mungkin asal untuk hal-hal yang positif.
“Kalau ini bisa Anda lakukan maka saya tidak menutup kemungkinan nanti ada pintu surga yang diisi oleh mereka-mereka yang saat di dunia membuat konten-konten positif yang berisi pencerahan kepada umat yang bisa mendekatkan setiap orang kepada Allah SWT,” kata Gus Faiz.
Ketua Umum MUI DKI Jakarta itu berpesan untuk tidak melihat ibadah dalam bentuk ritual tertentu, tetapi melihat sejauh mana ibadah itu memberi manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.