Jalanhijrah.com-Salah satu hal yang diperintahkan oleh syariat Islam adalah mengaqiqahi anak yang baru lahir dengan daging kambing. Ketentuannya adalah apabila lahir bayi laki-laki maka aqiqahnya adalah 2 ekor kambing dan apabila perempuan maka aqiqahnya satu ekor kambing. Jika saat bayi lahir karena suatu alasan sehingga belum melaksanakan aqiqah, lantas bolehkah aqiqah setelah dewasa?

Dalam keterangan syariat Islam, waktu pelaksanaan Aqiqah adalah ketika bayi itu lahir sampai usia 60 hari. Hal ini sebagaimana keterangan dalam kitab Riyadhul Badiah

والمخاطب بها من تلزمه نفقة المولود إن أيسر بها قبل مضي ستين يوما من الولادة ويستمر طلبها منه حينئذ إلى بلوغ المولود

Artinya, “Yang terkena perintah aqiqah adalah orang yang wajib menafkahi anak yang dilahirkan bila ia mampu melakukannya sebelum lewat 60 hari sejak kelahiran anak. Perintah tersebut tetap berlangsung sampai anak mencapai baligh.” (Hasbullah, Riyadlul Badi’ah hamisy At-Tsimar Al-Yaniah, [Maktabah Alawiyah Semarang,tt.], halaman 83

Apabila orang tua karena suatu alasan belum mampu melaksanakan aqiqah di waktu 60 hari sejak kelahirannya dan baru mampu ketika anak dewasa maka kesunahan mengaqiqahi anak sudah lewat. dan Apabila ia tetap melakukan aqiqah setelah dewasa maka aqiqahnya tidak sah dan hanya bernilai sedekah daging biasa

فإن لم يوسر بها إلا بعد مضي الستين لم تطلب منه بل لو فعلها حينئذ وقعت شاة لحم لا عقيقة

Baca Juga  KM50: Jimat Terampuh FPI untuk Memberontak Pemerintah

Artinya: “Bila orang yang wajib menafkahi tidak mampu beraqiqah kecuali setelah lewat 60 hari, maka aqiqah tidak disunahkan baginya. Bahkan andai ia melakukannya, hanya menjadi (sedekah) daging kambing, bukan aqiqah”

Namun demikian, apabila anak yang dilahirkan itu telah dewasa dan ingin mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal ini diperbolehkan dan ia akan mendapat kesunahan beraqiqah.

ومن بلغ ولم يعق عنه يسن له أن يعق عن نفسه

Artinya , “Anak yang baligh dan belum pernah diaqiqahi, sunah baginya untuk mengaqiqahi dirinya sendiri.”

Dengan demikian, menjadi jelas anak yang diaqiqahi setelah dewasa oleh orang tuanya, maka aqiqahnya tersebut disah dan hanya bernilai sedekah. Namun apabila anak yang telah dewasa tersebut mengaqiqahi dirinya sendiri maka ini diperbolehkan dan akan mendapat kesunahan aqiqah. Wallahu A’lam Bishowab.

Advertisements

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *