KMF Yogyakarta

Jalanhijrah.com-KMF Yogyakarta kemarin mengadakan Spacetalk dengan tema “Kiai, Anak Muda dan Tantangan Global” sebagai rangkaian acara harlah KMF Yogyakarta ke-22 dan haul masyayikh Mathali’ul Falah bertajuk “Preserving Tradition, Generating Inspiration” pada Ahad, 19 Maret 2023 di Bento Kopi Sorowajan.

Acara Spacetalk ini mengundang tiga narasumber dari berbagai perspektif untuk merefleksikan tema, yaitu KH. Aguk Irawan (Sastrawan dan Pengasuh PP Kreatif Baitul Kilmah) dari perspektif budaya, Ani Rufaida, S. Sos. (Lakpesdam PWNU DIY) dari perspektif sosial, dan M. Maksalmina (Owner Rahdatu.co) dari perspektif bisnis dan usaha. Spacetalk ini dipandu oleh Wafiq Farihun Najihah (Mahasiswa UNY) sebagai moderator.

Tema “Kiai, Anak Muda dan Tantangan Global” dipilih karena KMF Yogyakarta melihat segala tantangan global akibat perkembangan zaman, seperti krisis identitas, kesenjangan ekonomi, pengaruh negatif media sosial, konflik antar umat beragama, dan sebagainya, mesti dihadapi oleh anak muda Islam berbekal keteladanan dari kiai pesantren yang merupakan murobbi ruh mereka. Karena itu, tema ini perlu direfleksi secara lebih mendalam oleh para narsum yang menggeluti bidangnya masing-masing.

Acara ini sendiri bisa dibilang unik, karena bertajuk memperingati haul masyayikh, tapi diadakan di Coffe Shop dan mengangkat tema anak muda. Muhlis Hadi, Wakil Ketua KMF Yogyakarta, yang menjadi PJ acara ini mengatakan Spacetalk ini memang sejak awal dikonsep secara terbuka dengan mengundang narasumber dari tokoh luar yang masih punya kedekatan emosional dengan KMF dan mengundang peserta dari pihak luar.

Baca Juga  BNPT Sesuaikan Struktur Organisasi Koordinator Pencegahan Terorisme

“Kafe dipilih jadi lokasi Spacetalk, karena kafe identik dengan kawula muda, dan kami datang di sini dengan mengangkat tema kiai dan juga memperingati haul masyayikh. Kami berharap, ini bisa menjadi perantara untuk mendekatkan kiai, anak muda, dan kegelisahan-kegelisahan mereka.”, ujar Hadi.

Spacetalk dimulai dengan pemaparan pertama dari Maksalmina. Mas Maksal menekankan kesenjangan ekonomi dan tantangan global lainya mesti dihadapi oleh anak muda. Ia juga mendorong anak muda untuk mandiri, karena itu memang perintah syariat dan dipesankan oleh guru-gurunya di Mathali’ul Falah. “Dawuhnya Yi Mahfudz Kajen, kewajiban nafaqoh orang tua untuk anak laki-lakinya itu hanya sampai baligh, selebihnya bukan tanggungan orang tua lagi. Dari situ, menjadi bekal saya untuk merintis bisnis kopi di Kajen dan di Kaliurang, Jogja.”

Ani Rufaida, S. Sos. Mbak Rufaid memaparkan, problem-problem sosial yang dihadapi anak-anak muda akibat perkembangan zaman bisa dihadapi dengan berbekal nilai-nilai sholih akrom yang diajarkan oleh Asatidz Perguruan Islam Mathali’ul Falah. Ia menyebutkan sembilan plus satu nilai sholih akrom dan pengaplikasinya pada era sekarang. “Sesuai dengan pesan masyayikh kita, sebaik baiknya kita itu adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”

“Yang menyarankan saya ke Mesir itu alumni Matholi’ (Pak Imam Aziz), saya berangkat ke Mesir bareng anak Matholi’ (Yi Mudhofir dan lain-lain), yang menjemput saya di bandara ya alumni Matholi’, saya sering kumpul dengan anak Matholi’, sampai saya dikira alumni Matholi’,” cerita Aguk Irawan.

Baca Juga  Konstruksi Identitas Gerakan Hijrah

Kiai Aguk kemudian mengingatkan bagaimana mengerikanya tantangan global yang mesti dihadapi oleh anak muda, seperti mudahnya netizen Indonesia untuk dipengaruhi hiperrealitas media sosial, politik global, proxy war, kapitalisme, pemahaman Islam yang hanya kulitnya saja, ujaran kebencian yang terus meningkat, dan sebagainya. Kiai Aguk menawarkan beberapa vaksin untuk menghadapi itu, yaitu berpikir kritis, mempunyai mental kerja keras petani, sastra, dan mempertahankan tradisi dan bekal moral yang didapatkan dari Kajen.

Acara Spacetalk ini dihadiri oleh 50 peserta dari anggota KMF Yogyakarta dan tamu undangan, seperti Pengurus Pusat KMF, KMF Wonosobo, PERMADA (Alumni Darut Tauhid Arjowinangun, Cirebon), KAPMI (Keluarga Mahasiswa Indramayu), Gusdurian Jogja, IAMQ (Alumni Madrosatul Qur’an Tebuireng), dan lain-lain. Acara ini juga disiarkan online melalui Space Twitter yang diikuti 40 orang dan Live Instagram yang diikuti 60 orang.

Peserta mengikuti Spacetalk ini dengan antusias. Tiga peserta mengajukan pertanyaan di sesi diskusi, yang menambah sudut pandang dan dimensi tema pembahasan. Peserta mendengarkan dengan seksama sambil sesekali tertawa dengan jokes-jokes dari pengisi acara. Spacetalk ditutup dengan pemberian cinderamata dari Ibu Zeni Hafidhotun Nisak selaku Pengurus Pusat KMF dan foto bersama.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *