Mancing

Film pendek atau short movie berjudul Mancing Perkoro tayang perdana di Channel YouTube Arina Media Official. Film garapan alumni ISI Yogyakarta, Ahmad Faishol, ini diproduksi atas kerja sama Arina dan Diktis Kementerian Agama.

Film berkisah soal rencana pembangunan jembatan yang dananya turut disokong Yayasan Katolik. Inilah yang menjadi memicu perdebatan antara sang Romo (Edy Chisjanto) dengan sang pemancing, Mukti (Yusac Dika W). Perdebatan dengan bumbu homor itu berlangsung di sebuah getek milik Iyus (Hendri Arie N).

Ketegangan antara Romo, Mukti, dan Iyus, berhenti saat Kiai Murtono mengampiri ketiganya. Kiai Murtono kemudian menjelaskan bahwa jembatan itu fasilitas umum. Tidak ada kaitannya dengan keyakinan seseorang. “Ketika membantu sesama tidak perlu memandang agama,” kata Kiai Murtono.

Film ini menarik karena berhasil menggambarkan realitas kecil dari masyarakat tentang bagaimana sentimen negatif atau prasangka bisa timbul karena ketidakpahaman.

Ketegangan terkait donasi yang berasal dari agama lain biasanya dianggap oleh beberapa orang sebagai upaya Kristenisasi atau Katoliksasi, meskipun niatnya hanya untuk pembangunan fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sutradara film, Ahmad Faishol mengungkapkan proses kreatif di balik pembuatan film Mancing Perkoro. Menurut Faishol, ide utama film ini muncul dari obrolan bersama teman-temannya yang akhirnya ditemukan dalam bentuk jembatan. Jembatan ini, bagi Faishol, bukan hanya sebagai penghubung fisik antara dua tempat, tetapi ada nilai sosial dan kerukunan yang terjalin.

Baca Juga  Dai Harus Bisa Bangun Karakter Berintegritas Dakwah di Era Digital

Ia mencontohkan sejarah pembangunan Jembatan Suramadu yang sempat memicu perdebatan dan penolakan terutama karena dianggap akan merugikan ekonomi yang bergantung pada sektor kapal dan perikanan.

“Berangkat dari jembatan itu ternyata ada persoalan personal, sosial, yang bisa di highlight dan diterapkan dalam bentuk moderasi beragama di mana perbedaan bertujuan menyatukan. Perbedaannya dikemas dalam bentuk agama dan budaya,” tuturnya kepada Arina.id, Jumat (6/12/2024).

Faishol menjelaskan salah satu pesan kuat yang ingin disampaikan dalam film ini adalah bahwa pembangunan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat tidak boleh terhambat oleh masalah pribadi, dan kepentingan bersama harus menjadi prioritas utama.

“Mancing Perkoro secara harfiah mengacu pada aktivitas memancing, sementara perkoro adalah masalah. Masalah yang dimasukkan dalam film tersebut yakni masalah masa lalu seseorang yang kemudian dibalut dengan komedi,” jelasnya.

Faishol berharap Mancing Perkoro dapat dinikmati oleh semua kalangan dan memberikan pesan moral. “Harapannya semua orang bisa menonton menikmati mengambil hikmahnya bahwa sosial atau kemaslahatan umat kalau bisa jangan dibikin susah karena masalah pribadi,” tandasnya.

Film ‘Mancing Perkoro’ ini bisa disaksikan di kanal YouTube Arina Media Official lewat tautan ini: Short Movie Mancing Perkoro

Sumber: https://arina.id/tren/ar-zTMVD/film-pendek–mancing-perkoro–bahas-realitas–beragama-berbalut-komedi

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.