Oleh-oleh dari Ndalem Kiai Hamid Pasuruan

Jalanhijrah.com-Alhamdulillah malam ini setelah acara Halal Bi Halal PW MDS Rijalul Anshor di kediaman Gus Amak di PP Baytul Hikmah, saya diberi nikmat bisa sowan ke KH. Idris Putra Kiai Hamid Pasuruan, Alhamdulillah juga saya diberi kesempatan untuk masuk kamar pribadi Kiai Hamid yang sampai sekarang tidak direhab dan tidak dirubah sama sekali.

Dari Yai Idris saya mendapat banyak sekali kisah menakjubkan tentang Kiai Hamid, yang membuat saya semakin yakin akan dawuh Sayyidil Habib Umar : semakin tinggi dan kuat keimanan seseorang kepada Allah, makan akan semakin besar rasa kasih-sayangnya kepada mahluk-mahluk-Nya.

Kiai Hamid, menurut penuturan Kiai Idris adalah sosok penyayang dan pengayom masyarakat. sesama hidupnya beliau telah membangun sekitar 135 masjid, termasuk di Madura. setiap harinya Kiai Hamid bangun jam setengah 2 pagi, beliau sholat tahajjud, berdzikir dll. kemudian beliau berjalan keluar mengetuk rumah para tetangganya satu persatu untuk membangunkan mereka sholat subuh, mungkin jumlahnya bisa puluhan rumah. setelah itu baru beliau kembali lagi ke rumah untuk mengimami di musala pesantrennya.

Di zaman kiai Hamid – kenang Kiai Idris – para tetangga beliau tidak ada yang tahu harga beras. Karena setiap harinya Kiai Hamid selalu mengirim beras untuk mereka, 10 kg beras untuk satu keluarga.

Uniknya ketika membangun masjid, untuk keramik dan material lainnya beliau beli ke toko-toko orang China. tidak heran ketika beliau wafat banyak sekali orang China yang menangis karena merasa kehilangan. Menurut Yai Idris jumlah jamaah yang hadir pada hari wafat Kiai Hamid diprediksi mencapai 1 juta orang.

Baca Juga  Dua Surat Yang Dapat Memperlancar Rezeki Berdasarkan Sunnah Nabi

Kasih sayang beliau yang luar biasa kepada sesama itu, juga semangat beliau untuk berbagai manfaat dan kebaikan, menurut saya adalah kunci utama dibalik kewalian Kiai Hamid. Beliau yang kata seorang kiai adalah Wali Muttafaq Alaih, sosok yang disepakati akan kewaliannya.

Yang membuat saya kaget, ternyata Kiai Hamid dulu juga sering ke Madura, dan Yai Idris yang ketika itu masih kecil sering nderek beliau. dan salah satu yang paling sering Beliau datangi di Madura adalah rumah masa kecil saya, rumah nenek dari aba yaitu Nyai Asma Binti Syaikhona Kholil. Saya baru tau jika antara Kiai Hamid dan Nyai Asma ada hubungan yang lumayan erat.

Saya tadi sempat meminta amalan sholawat kiai Hamid untuk mempunyai keturunan yang sholih dan sholihah kepada Yai Idris, tapi beliau dawuh tidak punya ijazahnya. Beliau lalu mengijazahkan amalan Kiai Hamid yang lain yaitu membaca Surat Al-Fatihah 100 x untuk mengabulkan hajat apapun.

Adapun kalian yang ingin mengamalkannya, saya punya ijazahnya. saya dapat dari Kh. Mas Abdul Adhim Kholili, beliau dari Kh. Anwar Demangan Timur, Beliau dari Kiai Nu’man, beliau dari Kiai Hamid. Sighot Sholawatnya adalah :

اللهم صل على سيدنا محمد خير البرية صلاة نحصل بها ذرية صالحة وعلى اله وصحبه وسلم

Dibaca 15 x setiap malam untuk mendapatkan keturunan yang sholih dan sholihah.

Baca Juga  Memahami Konsep Kafa’ah (Kesetaraan Kualitas dalam Pernikahan) di Tengah Era Globalisai

Terakhir, sebelum pulang dari Ndalem Kiai Hamid, ada satu Hadits yang dipajang oleh beliau di ruang tamu Ndalemnya. yang ketika membacanya saya menjadi merasa bersalah karena sering memicu keributan dan perdebatan di akun saya ini. Hadits itu adalah :

أَنا زَعِيمٌ ببَيتٍ في ربَضِ الجنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ المِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَببيتٍ في وَسَطِ الجنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الكَذِبَ وإِن كَانَ مازِحًا، وَببيتٍ في أعلَى الجَنَّةِ لِمَن حَسُنَ خُلُقُهُ

“Aku menjamin sebuah rumah di pinggiran surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar, dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kebohongan meskipun itu bercanda, dan aku menjamin sebuah rumah di surga tertinggi bagi seseorang yang baik akhlaknya “ ( Hadits Riwayat Abu Dawud )

Jadi tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada panjenengan, tolong jangan jadikan akun saya ini sebagai tempat berdebat dan gontok-gontokan, apalagi untuk menyebarkan cacian dan makian. Barakallah Fiikum. []

Penulis:

Alumnus PP Al Anwar Sarang, Alumnus Darul Mustofa Tarim Yaman dan PP Syaikhona Kholil Bangkalan
Advertisements

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *