tahun baru islam

Jalanhijrah.com- Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama mengumumkan secara resmi bahwa tahun baru Hijriyah 1443H jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Sudah selayaknya menjelang akhir tahun ini, sebagai seorang muslim untuk bermuhasabah, instropeksi diri apa yang telah diperbuatnya selama satu tahun ke belakang.

Instropeksi atau dalam bahasa agama disebut muhasabah. Muhasabah ini dengan jelas diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran, sehingga orang yang melakukan muhasabah dicatat menjalankan perintah Allah dan mendapatkan pahala. Begitu mudahnya orang Islam mendapatkan pahala, dan ini menunjukkan betapa maha kasihnya Allah. Allah berfirman

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al-Hasyr 18-19].

Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Allah memerintahkan untuk melihat apa yang telah diperbuatnya pada hari kemarin-kemarin sebagai bekal menuju akhirat. Kita semua mengetahui bahwasanya setiap yang kita kerjakan didunia ini adalah bekal menuju akhirat. Jika kita melakukan kebaikan itu artinya kita menyiapkan bekal dengan baik. Dan sebaliknya jika melakukan keburukan maka sama halnya menyiapkan bekal menuju kesengsaraan.

Baca Juga  Mewaspadai Takabbur saat Bertakbir

Catatan Muhasabah Tahun baru Hijriyah 1443 H

Dengan muhasabah menjelang tahun baru Hijriyah 1443 H, dapatlah kita kita menerima raport catatan selama setahun ke belakang. Jika sudah merasa baik, maka pertahankan dan tingkatkan. Jika masih merasa ada yang kurang maka tiada kata-kata lain selain perbaiki dan perbaiki.

Adapun jika setahun ke belakang banyak melakukan kesalahan, maka perbanyaklah meminta ampunan kepada Allah. Allah sudah menyatakan dirinya maha pengampun, insya Allah kesalahan yang diperbuat akan diampuni.

Dalam ajaran agama, salah satu hal yang penting untuk dilakukan ketika melakukan kesalahan atau keburukan adalah menggantinya dengan melakukan kebaikan. Dengan ini, insya Allah kesalahan-kesalahan tersebut akan segera diampuni, Nabi Muhammad bersabda

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlak yang baik”. [HR. Tirmidzi].

Umur Adalah Modal Untuk Melanjutkan Kebaikan

Syaikh Muhammad Jalaluddin mengatakan

مَا لِي بِضَاعَةً إِلَّا الْعُمْرَ, وَمَهْمَا فَنَى فَقَدْ فَنَى رَأْسُ الْمَالِ

Artinya: “Kita tidak mempunyai modal kecuali umur. Ketika umur kita habis, maka habislah modal kita.”

Oleh karena yang demikian, di momen menjelang tahun baru Hijriyah 1443 H ini. Sangat-sangatlah penting untuk menilai masih seberapa banyak modal yang bisa kita gunakan untuk melakukan kebaikan. Jangan sampai modal ini malah terbuang dengan sia-sia, sehingga datang penyesalan yang tiada terkira.

Baca Juga  Hukum Steril Kucing dalam Islam

Walhasil di momen ini, marilah kita bersama-sama merenungi amal-amal perbuatan kita, supaya kita bisa menyadari kekurangan-kekurangan kita, sehingga kita bisa memperbaiki untuk masa depan kita yang lebih baik

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *