Jalanhijrah.com-Salah satu tantangan besar dalam persoalan separatis yang terjadi di Indonesia adalah Papua. Kelompok ini beraksi di Kawasan pegunungan Papua. Beberapa daerah yang menjadi tempat KKB adalah puncak Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya. Sementara itu sudah ada lima kelompok besar KKB Papua yang sudah dipetakan dengan para pemimpinnya bernama Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi, dan Sabinus Waker. Dari kelima kelompok itu, dua di antaranya disebut KKB paling berbahaya yakni Lekagak dan Egianus Kogoya.
Berbagai serangan diluncurkan oleh KKB Papua untuk melawan TNI/POLRI. Mereka terus menebar ketakutan dan pembunuhan tragis. Belakangan ini, seorang prajurit dari Satgas Yonif R321/GT bernama Pratu Miftahul Arifin tewas saat operasi penyelamatan Pilot Susi Air. Ia gugur dalam sejumlah prajurit terlibat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/4) kemarin.
Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan bahwa dirinya belum bisa memastikan total prajurit yang hilang, termasuk kondisinya. Ia juga menyampaikan bahwa aparat terkendala cuaca untuk melakukan pencarian. Julius menyampaikan, Panglima TNI Laksamana Yudi Margono telah memerintahkan agar pencarian terus dilakukan.
Julius juga menegaskan bahwa TNI tidak akan mundur menjaga kedaulatan NKRI termasuk di Papua. Panglima TNI memerintahkan kepada jajaran untuk tidak ragu-ragu ambil tindakan.
“TNI sebagai patriot NKRI tidak pernah mundur sejengkal pun untuk menjaga kedaulatan dan itu masih konsisten dilaksanakan di Papua. Panglima TNI dengan tegas menyampaikan untuk ambil tindakan, jangan ragu-ragu,” ujarnya, seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Atas dasar kejadian tersebut, berbagai pihak menyoroti kejadian ini dengan banyak tanggapan, tidak terkecuali Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Menurutnya, kejadian KKB harus menjadi momentum sinergisitas TNI-POLRI. Setelah insiden penyerangan tersebut, masyarakat juga banyak yang bertanya hingga topik “Papua” menjadi trending dalam beberapa waktu belakangan ini. Melihat kekejaman KKB Papua, mungkinkah kita berpikir bahwa Indonesia ini baik-baik saja? Dengan segala ancaman yang menyertai dari bangsanya sendiri? Bagaimana sikap TNI-POLRI dan seluruh elemen untuk menyelesaikan keberadaan KKB Papua yang membahayakan nyawa banyak orang?
Motif KKB Papua dan Ancaman Kebangsaan
Dilansir melalui laman kemhan.go.id, Menteri Pertahanan RI di Kabinet Kerja, Ryamizard Ryacudu usai menghadiri ceramah bela negara di Pondok pesantren Tebuireng, Jombang, menyampaikan bahwa KKB Papua adalah kelompok yang ingin melepaskan Papua dari NKRI. Upaya itu bisa disebut gerakan separatis yang mengancam keutuhan NKRI. Banyak TNI-POLRI yang gugur di Papua dikarenakan KKB Papua menguasai medan perang. Sehingga di medan perang, mereka sangat menguasai medan untuk menaklukan musuh dengan melakukan berbagai penyekapan dan pembunuhan.
Sementara itu, Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah mengategorikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua serta seluruh organisasi dan orang-orang yang tergabung di dalamnya serta yang mendukung gerakan tersebut sebagai teroris. Berdasarkan penetapan tersebut, maka sikap pemerintah harus sesuai dengan undang-undang pemberantasan teroris Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Pemerintah dan Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI
Tugas untuk menjaga kedaulatan NKRI adalah tugas bersama, semua elemen Indonesia termasuk semua bangsa Indonesia. akan tetapi, berkenaan dengan terorisme yang mengancam keutuhan NKRI, maka pemerintah memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menanganinya. Meskipun demikian, kita perlu melihat Papua dalam skala yang lebih luas. Selama ini, Papua adalah salah satu daerah yang cukup tertinggal dengan berbagai masalah yang terdapat di dalamnya.
Berbicara Papua adalah masalah tentang kesejahteraan ekonomi sosial, juga tidak lepas dari masalah geopolitik. Keinginan KKB Papua untuk keluar dari NKRI bukanlah keinginan yang berasal dari ruang kosong. Ada banyak penyuplai yang mendanai kegiatan KKB Papua untuk mendukung mereka keluar dari NKRI. Ini bukan hanya persoalan teroris yang berkaitan dengan agama seperti yang kita sering diskusikan bersama. Artinya, memberantas KKB Papua adalah upaya untuk memperjuangkan kedaulatan wilayah. Mempertahankan Papua adalah bagian dari upaya membela NKRI agar tidak jauh pada tangan asing yang mencoba untuk memanfaatkan Papua. Wallahu a’lam.