Fenomena Ramadan: Krisis Toleransi dan Sisi Gelap Politisasi Olahraga

Jalanhijrah.com-Ramai tentang penutupan patung Bunda Maria setinggi 6 meter dengan terpal. Video tersebut diketahui terletak Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus, Dusun Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, pada Rabu (22/3/2023). Penutupan yang awalnya disinyalir dilakukan oleh pihak kepolisian, akan tetapi diklarifikasi bahwa dilakukan oleh pemiliknya karena ada beberapa kelompok/ormas Islam yang keberatan terhadap keberadaan patung tersebut.

Diketahui pula bahwa, rumah doa yang dibangun pada pertengahan tahun 2022 silam, berdiri berhadap-hadapan dengan masjid Al-Barokah dan berjarak hanya 6 meter. Di masjid tersebut, biasanya ditempati anak-anak maupun warga sekitar untuk berbuka puasa dan melaksanakan sholat tarawih.

Selain penutupan patung Bunda Maria, fenomena yang lain adalah kehadiran tim Israel yang bergabung dalam piala dunia FIFA U-20 dan menimbulkan respon negatif dari berbagai pihak, khususnya ormas keagamaan. Penolakan tersebut dilakukan oleh massa gabungan Front Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), dan PA 212 yang menggelar demo di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (20/3).

Sementara itu, berbeda halnya dengan penolakan di atas, ketua umum PBNU, Yahya Cholil Tsaquf, mengatakan bahwa tidak ada yang salah dari keikutsertaan tim nasional Israel dalam Piala Dunia FIFA U-20 yang akan digelar di Indonesia.

“Menurut saya sih enggak masalah, belum tentu Palestina rugi kok. Sekarang kalau Israel datang ke sini, apakah Palestina rugi? Enggak juga,” kata Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Baca Juga  Musnahkan Ujub dan Dengki Ala Imam Ghazali dan Imam Nawawi

Perbedaan respon ini perlu kita pahami sebagai bagian dari reflektif kita sebagai masyarakat agar tidak hanya mempertimbangkan satu kelompok saja. Artinya, kita perlu mendudukkan relasi yang diciptakan dari hubungan Indonesia dengan Israel, di mana dalam konteks ini adalah olahraga. Seperti yang kita ketahui bahwa, pembelaan terhadap Palestina sebagai negara yang selama ini dijajah, disengsarakan oleh Israel menjadi alasan utama, mengapa penolakan kepada Israel ini terus mengakar. Narasi Kebencian umat Muslim Indonesia terhadap kekejaman zionis, menjadi alasan ciamik untuk mengaduk-aduk emosi umat sehingga bisa mencuri suara umat Muslim di Indonesia agar juga menolak secara kolektif kehadiran Israel.

Apa yang Bisa Kita Refleksikan?

Bahwasanya fenomena di atas terjadi ketika ramadan, maka yang bisa dilakukan adalah bagaimana sebagai umat Muslim memaknainya sebagai pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa, penutupan patung Bunda Maria adalah krisis toleransi yang dimiliki oleh sebagiak kelompok masyarakat. Jika hanya beralasan agar ibadah ramadan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar lebih tenang, aman dan damai, saya rasa keberadaan patung Bunda Maria tidak akan mengganggu ketenangan umat Muslim untuk berpuasa ataupun melaksanakan sholat tarawih.

Apalagi penolakan dilakukan bukan dari warga sekitar yang bermukim di tempat tersebut. Melainkan dari sekelompok ormas yang mencoba untuk bikin gaduh suasana dengan alasan agar ibadah pada ramadan semakin tenang.

Baca Juga  Eksistensi Fatih Karim dan Fenomena Artis Hijrah ke HTI

Begitupun dengan persoalan keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia FIFA U-20. Seharusnya sikap terbuka harus ditampilkan secara sama seperti kehadiran negara-negara lain yang juga ikut menjadi peserta. Sebab bagaimanapun, kedatangan mereka bukanlah untuk perang, melainkan untuk bertanding secara profesional sebagaimana layaknya negara lain juga datang menjadi peserta dalam piala dunia tersebut. Lagipula, eksistensi Indonesia sebagai negara yang multilateral harus menunjukkan secara profesional secara sikap dalam memandang negara-negara lain khususnya Israel.

Fenomena lain yang timbul dari dua fenomena di atas yakni mendekati tahun politik 2024 mendatang, ada banyak tokoh yang akan memainkan momentum ini untuk kebutuhan eksistensi. Adu kekuatan untuk menunjukkan yang paling berpengaruh. Masyakarat, utamanya umat Muslim perlu kritis, cerdas dalam melihat fenomena ini. Fenomena ini bisa menjadi bibit yang menyebabkan perpecahan dan merusak kesatuan apabila tidak disikapi dengan bijak.

Puasa dan Upaya Mengeratkan Persatuan

Dua fenomena di atas adalah bagian dari konflik sosial yang menunjukkan krisis toleransi yang terjadi pada sebagian kelompok masyarakat. Berpikir dengan sumbu pendek tanpa melihat kompleksitas sudut pandang. Sehingga menjadikan masalah ini bagian fenomena ramadan. Padahal, jika kita maknai ramadan adalah momentum mengendalikan diri, maka kita tidak ada merasa bahwa kehadiran patung Bunda Maria, akan meruntuhkan iman dan keyakinan dalam diri untuk terus beribadah.

Tidak hanya itu, pada fenomena penolakan Israel ke Indonesia, jangan refleksikan kekejaman zionis kepada Muslim. Jangan mau diaduk emosi kita untuk membenci Israel pada momentum untuk melakukan pertandingan olahraga. Kebencian pada satu momentum, bukan berarti harus membenci secara menyeluruh dalam berbagai aspek, termasuk persoalan olahraga.

Baca Juga  Menghukum Mati Istri Ferdy Sambo, Jalan Pintas Padamkan Narasi Radikal-Ekstrem

Setidaknya kita memiliki dua sikap atas ini, yakni: Pertama, Sikap sebagai bangsa adalah menghargai negara lain, yang memiliki hubungan baik dengan negara Indonesia. Kedua, sikap sebagai umat beragama. Apabila kita membenci Israel karena sudah menghancurkan Palestina. Maka boleh-boleh saja. Itu adalah hak personal sebagai umat Muslim yang merasa prihatin dengan kondisi Palestina. Namun, mendudukan kedua sikap ini, antara berbangsa dan beragama harus bijak. Dalam fenomena ini, kita wajib menerima Israel dengan sangat baik sebagai sikap berbangsa karena dia hanya untuk melakukan pertandingan. Tidak perlu dikaitkan dengan kebencian kepada zionisme. Wallahu a’lam.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *