Jalanhijrah.com. Teladan hidup manusia yang paling sempurna adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi dapat dijadikan teladan dalam segala hal positif. Ada empat istilah bahasa Arab untuk menunjukkan kepribadian Nabi, yaitu basyar, insan, nas, dan nafs. Berikut uraian dari empat istilah tersebut.
Pertama, Nabi disebut dengan basyar. Ini menunjukkan bahwa Nabi itu adalah makhluk seperti manusia pada umumnya. Beliau adalah makhluk biologis. Beliau bekerja untuk menyambung hidup. Beliau makan untuk menambah energi. Beliau nikah untuk memproduksi keturunan. Dan seterusnya.
Kedua, Nabi disebut dengan insan, yang menunjuk intelektualitas beliau. Ini persis dengan sebuah pernyataan populet ketika belajar Ilmu Mantiq/Logika: “Al-Insan hayawanun nathiq“. Maksudnya, manusia adalah makhluk yang berpikir. Berpikir ini merupakan upaya yang mengantarkan seseorang menjadi makhluk intelektual, karena di sana ada olah pikir.
Ketiga, Nabi disebut dengan nas, menunjukkan bahwa Nabi adalah makhluk sosial. Perhatikan sebuah hadis: “Khair an-nas anfa’uhun li an-nas”. Manusia yang paling baik, maksudnya, adalah mereka yang bermanfaat kepada orang lain. Hadis ini menggambarkan bahwa Nabi adalah makhluk sosial yang gampang beradaptasi dengan orang lain. Buktinya, Nabi dapat menjadikan Mekkah dan Madinah menjadi kota yang subur dan tandus.
Keempat, Nabi disebut dengan nafs, menunjukkan bahwa Nabi memiliki spiritual yang bagus, sehingga dapat mengantarkan beliau menjadi manusia yang berakhlak. Disebutkan dalam hadis beliau: “Innama bu’itstu li utammima makarima al-akhlaq.” Maksudnya, Nabi itu diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Beberapa kepribadian Nabi yang dapat dilihat dari empat sisi tersebut sering dilupakan oleh umatnya. Hampir keseluruhan umatnya melihat beliau sebatas manusia biologis, sehingga yang diteladani dari kepribadian beliau hanyalah yang berkenaan dengan biologis beliau.
Meneladani Nabi sebatas biologis rentan menjadikan orang ini hanya melihat sisi luarnya saja. Mereka biasanya gemar melakukan nahi munkar saja. Sayangnya, nahi munkar yang mereka lakukan bertentangan dengan spirit Islam yang ramah dan santun. Islam, bagi orang ini, digambarkan sebagai agama yang marah-marah.
Orang yang gemar nahi munkar biasanya adalah kelompok radikal. Kelompok ini keras terhadap orang lain yang tidak sepemikiran dan sekeyakinan dengan mereka. Aneh memang kelompok radikal ini. Makanya, jauhi kelompok semacam ini. Mereka bukan meneladani kepribadian Nabi, tapi meneladani hawa nafsunya sendiri.[] Shallallah ala Muhammad.
Penulis: Khalilullah