Kampanye Khilafah di tengah Demonstrasi Kenaikan BBM

Jalanhijrah.com. Baru saja kemarin Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan dari harga sebelumnya. Rakyat merasa resah karena ekonomi baru saja stabil setelah beberapa tahun lamanya semrawut diterjang pandemi.

Di tengah kenaikan BBM, rakyat merasa kecewa, sehingga kekecewaan ini diimplementasikan melalui demonstrasi pada hari ini dan mungkin akan terus berlanjut pada hari-hari berikutnya. Demonstrasi itu baik selagi ditopang dengan niat yang baik pula.

Hal yang sangat penting diperhatikan dalam demonstrasi itu adalah provokasi kelompok radikal yang menyulut amarah massa. Provokasi ini bukan sesuatu yang dibenarkan dalam merespon suatu hal, karena dengan cara itulah masalah bukan dapat diatasi, melainkan menghadirkan masalah baru yang tak kunjung selesai.

Biasanya kelompok radikal mengkritik kejahatan pemerintah yang bersandar pada sistem Demokrasi. Sistem ini, bagi mereka, tidak bakal menghadirkan kemashlatan di tengah umat. Mereka menawarkan sistem andalan mereka, yaitu Khilafah. Dg Khilafah, tambah mereka, segala persoalan negeri dapat segera teratasi.

Sebagai pengusung Khilafah, kelompok radikal semakin mendapatkan ruang di tengah lautan demonstrasi. Mereka merasa mendapatkan teman yang sepemikiran untuk mengkritik pemerintah. Mereka pasti berharap pemerintah sekarang atau lebih tepatnya rezim runtuh dan diganti dengan pemerintah yang baru yang lebih memihak terhadap pemikiran mereka.

Runtuhnya pemerintah, bagi kelompok radikal, bagaikan ketiban durian. Mereka akan membangun negeri ini menjadi Negara Islam (Daulah Islamiyah). Namun, imajinasi mereka hanyalah sebatas imajinasi. Tidak pernah menjadi nyata. Karena yang mereka imajinasikan sebenarnya termasuk sesuatu yang mustahil terjadi dan bertentangan dengan hukum Tuhan.

Baca Juga  Khilafahisme, Ancaman Nyata Negara dan Generasi Bangsa

Negara Islam sebenarnya sebatas isu. Nabi Saw. tidak mendirikan Negara Islam, tapi beliau mendirikan negara dengan menghadirkan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai Islam yang dimaksud di sini adalah moderasi beragama. Tidak menghargai perbedaan antar agama. Nabi membangun perdamaian dengan dakwah yang santun.

Nilai-nilai moderasi yang diperjuangkan Nabi Saw. selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Nabi Saw. menghormati siapapun, meskipun bukan muslim. Buktinya, Nabi Saw. selalu mendahulukan kepentingan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Berbeda, kelompok radikal yang meletakkan kepentingan politik di atas segalanya. Ini berbahaya, bukan?![] Shallallah ala Muhammad.

Penulis: Khalilullah

Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *