Jalanhijrah.com – KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan istilah nuzulul qur’an yang sering diperingati sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an. Menurut Gus Baha, di dalam Al-Qur’an ada tiga ungkapan bahasa yang merujuk pada istilah turunnya Al-Qur’an, yaitu nuzulul qur’an, inzalul qur’an, dan tanzilul qur’an,. Sebagaimana ia jelaskan dalam pengajian Asal-usul Turunnya Al-Qur’an.


Ketiga istilah tersebut, kata Gus Baha, bersumber dari derivasi kalimat dalam ayat Al-Qur’an. Meskipun berasal dari kata dasar yang sama, yaitu nazala yang berarti turun, tetapi jika 3 kalimat itu dikaji lebih dalam tentu memiliki perbedaan tersendiri.

1. Nuzulul Qur’an

Nuzulul qur’an merupakan istilah populer yang paling banyak digunakan dalam memperingati peristiwa turunnya Al-Qur’an. Secara bahasa, kata nuzul merupakan bentuk tsulatsi mujarrad yang terdiri atas huruf dasar tanpa ada huruf tambahan dan mempunyai arti turun secara umum.

Kata nuzul merupakan bentuk mashdar dari kata kerja nazala, yaitu nazala-yanzilu-nuzûlan. Dasar kalimat ini bersumber dari firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 105:

وَبِالْحَقِّ اَنْزَلْنٰهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ

Artinya: “Kami menurunkannya (Al-Qur’an) dengan sebenarnya dan ia (Al-Qur’an) turun dengan (membawa) kebenaran.”

2. Inzalul Qur’an

Istilah berikutnya adalah Inzalul Qur’an. Kalimat ini merujuk pada Surat Al-Qadr ayat 1. Inzal merupakan bentuk mashdar dari kata kerja anzala, yaitu anzala-yunzilu-inzâlan.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.”

Kalimat inzal memiliki arti bahwa Al-Qur’an turun secara keseluruhan dari Lauh Mahfudz turun ke langit dunia.

3. Tanzilul Qur’an

Istilah Tanzilul Qur’an merujuk pada pada Surat Al-Isra ayat 106. Dalam ayat tersebut Allah berfirman mengenai proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap dengan menggunakan istilah tanzil yang menjadi mashdar dari nazzala-yunazzilu-tanzîlan.

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

Baca Juga  Pentingnya Duduk di Majelis Taklim dan Relasi dengan Ulama’

Artinya: “Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap.”

Kata tanzil mencerminkan sebuah arti bahwa Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun.

Secara bahasa, Gus Baha lebih condong pada istilah tanzilul qur’an dan inzalul qur’an. Namun demikian, istilah nuzulul qur’an merupakan kearifan ulama nusantara, sebab jika menggunakan istilah tanzil apalagi inzal akan berkonotasi pada hal lain.

Lebih lanjut Gus Baha menjelaskan bahwa ketiga istilah tersebut tidak perlu diperdebatkan karena pada hakikatnya memiliki kebenaran, yaitu menjadi ungkapan atau istilah turunnya Al-Qur’an.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *