Al-Qa’nabi, dari Pesta Miras Menjadi Ahli Hadis Berkelas

Jalanhijrah.com-Tatkala hidayah datang, seorang pecandu miras sekalipun bisa berbalik 1800. Inilah kisah pertobatan seorang pemuda yang gemar meminum miras lalu menjelma menjadi perawi bernas. Keilmuannya menjadi tunas tumbuhnya para ulama hadis.

Beliau adalah Al-Qa’nabi. Bernama lengkap Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab al-Haritsi. Beliau merupakan salah satu tokoh ahli hadis terkemuka dalam Islam. Seorang murid utama dari Imam Malik bin Anas. Beliau adalah guru dari Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, dan lainnya. Beliau meriwayatkan kitab Muwatha’ karya Imam Malik dan riwayat yang ia bawa merupakan riwayat yang paling kuat menurut sebagian ulama.

Imam Adz-Dzahabi menyebutnya sebagai imam yang tsabit (kukuh dalam periwayatan hadits). Namun siapa sangka, ulama yang dikenal sebagai ahli hadis terpercaya, murid istimewa Imam Malik, bahkan disebut-sebut melebihi gurunya ini, memiliki masa lalu yang kelam.

Masa lalunya dipenuhi kemaksiatan. Ia dikenal sebagai tukang mabuk. Di kalangan orang Bashrah, tidak ada lagi yang tidak mengenal Al-Qa’nabi dalam masalah dunia malam. Semua akan tunduk padanya.

Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitab Al-Tawwabin menceritakan, suatu ketika ia mengadakan pesta miras besar-besaran di kediamannya. Berbagai jenis miras telah disiapkan. Semuanya siap untuk memuaskan hasratnya dan teman-temannya itu. Ketika ia sudah selesai menyiapkan semuanya. Ia kemudian duduk santai di depan rumahnya. Ia mulai membuka satu botol, sambil menunggu tamunya datang.

Baca Juga  Ummu Kultsum binti Uqbah ra., Wanita Pertama yang Hijrah ke Madinah

Saat ia menenggak satu gelas khamar, seseorang melewatinya. Kedatangannya dianggap mengganggu pandangan. Seseorang yang tidak pernah dilihat Al-Qa’nabi sebelumnya. Dari wajahnya, seseorang tersebut bukanlah berasal dari penduduk sekitar. Ternyata ia juga tidak datang sendirian. Di belakangnya, bergerombol banyak orang yang mengikutinya.

Karena merasa terganggu disertai rasa penasaran, Al-Qa’nabi pun bertanya kepada temannya,“Siapa orang yang baru datang itu?”

“Dia itu Syu’bah Ibnul Hajjaj,”jawab temannya.“Syu’bah, Siapakah dia? Aku baru mengenal namanya,” ujar Al-Qa’nabi.

“Ia adalah seorang ahli hadis yang terkenal,” jawab temannya lagi. Mendengar hal tersebut, Al-Qa’nabi lari menghampiri Syu’bah. Dengan wajah kesal ia berkata, “Sampaikan kepadaku satu hadis dari Rasulullah saw.,”

Akan tetapi, Syu’bah yang melihat Al-Qa’nabi seperti itu menolaknya dan berkata, “Engkau bukanlah orang yang pantas mendengar hadis dari Rasulullah saw.”

Mendengar hal tersebut, Al-Qa’nabi semakin kesal dan berniat ingin membunuh Syu’bah dengan menghunuskan pedangnya ke leher Syu’bah. Teman-teman Syu’bah hanya bisa terdiam melihat kejadian tersebut. al-Qa’nabi menegaskan kembali kepada Syu’bah, “Sampaikan kepadaku atau lehermu akan putus.”

Karena tak ada pilihan lain, Syu’bah pun menyampaikan hadis kepadanya, sebagai berikut:

حَدَّثَنى مَنصور عَنْ ربعى عَنْ أَبِى مسعود قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Diriwayatkan dari Manshur dari Rib’i, dari Abi Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Jika engkau tidak punya rasa malu, maka berbuatlah sesuka hatimu!”

Baca Juga  Gempa Turki dan Suriah, serta Refleksi Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

Seketika, pedang yang ia pegang erat itu pun terjatuh karena luluh mendengar hadis yang disampaikan oleh Syu’bah. Ia teringat akan segala dosa-dosa yang telah ia perbuat dengan sesuka hati tanpa ada rasa malu kepada Allah Swt.. Relung hati yang selama ini kosong tak tersentuh, seakan terisi penuh. Satu hadis menjadi pemantik pertobatannya.

Ia pun kembali ke rumah dengan penuh penyesalan. Ia kemudian membuang semua miras yang ia siapkan. Tidak peduli berapa biaya yang telah ia keluarkan untuk mempersiapkannya. Ia lantas menemui sang ibu. Menceritakan semua yang telah ia alami. Ia menumpahkan segala penyesalannya dan mengutarakan niatnya untuk merantau di Madinah untuk mengubah jalan hidupnya. Sang ibu pun merestui. Beliau meminta kepada ibunya untuk memberitahu kepada teman-temannya bahwa Al-Qa’nabi sudah tobat.

Lantas ia ingin hijrah dan belajar kepada Imam Malik bin Anas. Al-Qa’nabi mempelajari dasar-dasar agama di hadapan Imam Malik. Setelah beberapa lama ia belajar kepada Imam Malik, sosok al-Qa’nabi yang dahulu hanya seorang pemabuk berat kini menjadi ulama besar yang meriwayatkan banyak sekali hadis.

Kisah Al-Qa’nabi mengingatkan kita pada satu hadis Nabi saw. tentang manisnya iman. Rasulullah saw. bersabda, “Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) Barang siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya; (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah; (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR Muslim)

Baca Juga  Berpenampilan Stylist Sesuai Syariat Islam

Nikmat iman dan Islam telah dirasakan Al-Qa’nabi atas pertobatannya dari pelanggan pesta miras menjadi ahli hadis berkelas. Ia mengamalkan ilmu dengan melahirkan banyak ulama perawi hadis yang tsiqoh. Sejarah telah mencatat lembaran kisah-kisah teladan agar menjadi pelajaran dan hikmah bagi mereka yang akan dan sedang mengarungi jalan hijrah. Jalan yang penuh onak dan duri. Banyak tantangan menghadang, tapi kekuatan iman bisa meneguhkan langkah kaki menuju rida-Nya.

Al-Qa’nabi telah memilih pilihan hidup yang tidak mudah. Namun, ia berbahagia dengan pilihannya, yaitu berada di jalan Allah hingga akhir hayat. Al-Qa’nabi wafat pada 221 H.

Begitulah jejak yang ditinggalkan para ulama. Semoga kita bisa meneladani langkah mereka dengan berbagai amal salih yang mampu menggugah kesadaran umat akan pentingnya menjadikan iman dan ketaatan kepada Allah Swt. sebagai bekal kehidupan.

Muslimahnews

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *