Nursing Day: Rufaidah Perawat Perempuan Berdaya

Jalanhijrah.com-Tenaga kesehatan memiliki peran dalam berkontribusi mewujudkan Indonesia Sehat untuk semua elemen masyarakat. Mereka juga bekerja overtime pada masa kritis pandemi Covid-19 untuk menjadi garda terdepan dalam menangani dan mengatasi penyakit ini. Profesi perawat dalam penjagaan pasien Covid-19 bekerja hampir 24 jam dengan mempertaruhkan nyawa untuk melindungi dan menyelamatkan pasien, serta masyarakat. Sejawat profesi perawat yang memiliki multiperan adalah seorang perempuan dengan status anak, istri, ibu, dan perawat karir.

Perempuan memiliki organ rahim yang di dalam Asmaul Husna artinya penyayang. Makhluk Tuhan yang Ia ciptakan sebagai makhluk penyayang, yang akan menyayangi janin dalam kandungannya. Islam mengajarkan penghormatan dan penghargaan kepada perempuan, termasuk dengan menjamin hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh pengetahuan seperti halnya laki-laki. Tak sedikit perempuan yang menjadi ulama dan berkontribusi besar dalam pengembangan bidang keilmuan Islam.

Rufaidah Pelopor Perawat Perempuan Islam  

Perawat dari asal kata rawat artinya pelihara; urus; jaga. Merawat (me-rawat) dilakukan baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Merawat merupakan pekerjaan yang dilakukan 24 jam oleh orang tua, terkhusus ibu kita. Ia merawat dirinya, anak, suami bahkan kedua orang tuanya yang telah lanjut usia. Pekerjaan yang tak berkomisi atau kacamata profesionalitas. Perempuan merawat dalam selimut kasih sayang.

Penelitian yang Kory Floyd dari University of Arizona lakukan menyatakan bahwa secara gen, perempuan memiliki kecenderungan lebih penyayang daripada kaum laki-laki. Begitupula dalam sebuah perawatan, perempuan menumbuhkan rasa kasih sayang dipicu oleh naluri seorang perempuan sebagai ibu.

Baca Juga  Karimah Al-Marwaziyah: Cendekiawan Muslim Perempuan Ahli Hadis pada Abad Ke-5

Salah satu tokoh perawat di dunia ialah Rufaidah. Perempuan muslim yang memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad al-Aslamiyah ini berasal dari suku Khazraj di Madinah. Ayahnya bernama Sa’ad al-Aslamiyah seorang tabib atau dokter pada bidang ahlinya. Rufaidah mewarisi ilmu medis dari ayahnya dalam merawat pasien. Dia mendapat julukan Mumarridah al-Islam al-Ula (Perawat Wanita Pertama dalam Sejarah Islam).

Selain itu, Rufaidah juga merupakan sosok perempuan inisiator dan organisator dalam menularkan ilmu praktek klinis keperawatan dan kedokteran kepada perawat dan perempulan lain. Peran komunitas dan problem solvingnya diakui para sahabat dalam dunia medis. Kegiatan pelayanan keperawatan dan memenuhi kesejahteraan pasien berawal di era Rufaidah.

Keadaan perang bersama Rasulluah, membuatnya mendirikan Khaimah Rufaidah (Tenda Rufaidah) dalam pertolongan medis pada perang Bandar, Uhuq, dan Khandaq. Kecekatan dan critical thinking dalam setiap permasalahan pertolongan medis, bergerak secara individu atau dengan tim medis lain, merupakan kemampuan yang Rufaidah miliki.

Dunia pendidikan keperawatan modern sering dikenalkan oleh tokoh-tokoh perintis ilmu keperawatan barat seperti Florence Nightingale, Virginia Henderson, Imogene King dan Dorothe E.Orem. Pada hakikatnya semua tokoh dan ilmu keperawatan saling bekerja sama atas perkembangan dalam tiap peradaban. Begitupun dengan Rufaidah yang menyandang titel perawat muslim pertama di punia.

Teologi Al-Maun Pegangan Rufaidah

Ilmu keperawatan dan kedokteran yang Rufaidah miliki ia gunakan dalam aktivitas sosial pada komunitas. Rasulullah memberikan perintah kepada ummatnya, “Barangsiapa memelihara seorang atau dua orang anak yatim, kemudian ia bersabar dengan anak yatimnya, maka diriku dan dia seperti ini (sambil merapatkan dua jari tangannya).” (HR. Muslim). Hadis tersebut menjadi pecutan bagi Rufaidah serta wanita lain untuk melaksanakan perintah Rasulluah dalam beramar ma’ruf.

Baca Juga  Hijrahnya Jihadis Perempuan

Rufaidah menyelenggarakan pendidikan bagi para anak yatim, memberikan pelajaran agama, ilmu keperawatan, serta merawat mereka. Aktivitas sosial yang ia berikan selain pada anak yatim, juga kepada orang dengan gangguan mental dan fisik, fakir miskin, orang tidak mampu bekerja.

Sentuhan memanusiakan manusia adalah hal yang penting bagi perawat. Sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) harus seimbang. Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu meminta bantuan orang lain. Rufaidah sosok perawat yang berpribadi luhur, berempati, teliti dan sepenuh hati dalam melakukan pelayanan.

Perawat Perempuan Berdaya

Proses keperawatan dan kedokteran yang perawat muslim lakukan mampu merubah sistem keperawatan jahiliyah dengan sistem keperawatan Islam. Tidak ada proses dupa, tidak ada sesaji, tidak ada khamr, tidak ada patung dewa, dan tidak ada ramal-meramal. Selain itu cara penanganan pasien menyesuaikan dengan ajaran dan syariat Islam. Kemudian tak lupa melayani pasien dengan penuh cinta, kesabaran, dan keikhlasan.

Islam mengajarkan arti kebersihan dalam setiap umat muslim, baik ketika hendak beribadah maupun di luar beribadah. Pengajaran itu Rufaidah terapkan sebagai cara pengobatan dengan kondisi alat bersih atau dunia medis menyebutnya ‘steril’ dan tabib (perawat) wajib bersuci (berwudu) secara benar. Ruangannya pun di buat selalu dalam keadaan suci (steril). Konsep bersih dan steril yang diterapkan dunia medis sampai sekarang dipercaya sesuai dengan prosedur tindakan proses keperawatan yang tepat.

Baca Juga  Gaya Berdebat Imam Syafi'i

Komunikasi Teraupetik yang Rufaidah terapkan memberikan sentuhan bagi pasien dalam artian simpati dan empati serta proses keperawatan yang lebih efektif dalam orientasi kesembuhan. Peka dalam kebutuhan pasien wujud perhatian lebih kepada mereka. Dedikasi dan komitmen sebagai jihad kesehatan umat Islam.

Perempuan bukan menjadi masalah kemunduran atau kemuraman, tapi mampu menembus dinding pendidikan kesehatan bahkan menjadi pelopor dalam masa kejayaan dan kemajuan peradaban. Lebih lanjut, perempuan berdaya mampu merobohkan diskriminasi dan stigma negatif kekerasan gender apalagi perempuan tidak boleh menempuh pendidikan tinggi atau berkarir baik.

Harisa Diyana Kamila

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *