libur

Memasuki libur akhir pekan, biasanya banyak masyarakat yang menggunakannya untuk quality time atau berkumpul dengan keluarga. Mereka memanfaatkan momentum ini untuk melakukan perjalanan bersilaturahmi, tamasya, dan sejenisnya.

Lalu lintas yang padat dan macet pun sulit untuk dihindari, bahkan di beberapa titik jalan tol kadang juga terlihat antrean kendaraan yang berjalan merayap akibat menumpuknya kendaraan.

Dalam beberapa literatur Islam, orang yang bepergian, baik di akhir pekan maupun liburan umum, atau sedang tugas luar kota, disyariatkan memperhatikan adab atau etika perjalanan atau safar. di antaranya adalah tetap menjaga dan menjalankan kewajiban sholat lima waktu.

Imam Jamaluddin Al-Qasimi dalam kitab Mau’idzatul Mukminin min Ihya Ulumudin 156 menyebutkan adab seorang musafir saat perjalanan. Di antaranya adalah:

أن يبدأ برد المظالم وقضاء الديون وإعداد النفقة لمن تلزمه نفقته وبرد الودائع إن كانت عنده ولا يأخذ لزاده إلا الحلال الطيب ، وليأخذ قدرا يوسع به على رفقائه. ولا بد في السفر من طيب الكلام وإطعام الطعام وإظهار مكارم الأخلاق في السفر فإنه يخرج خبايا الباطن

Dari teks ini beberapa poin adab yang perlu diperhatikan oleh para musafir adalah:

  1. Meminta maaf kepada beberapa orang yang didzalimi
  2. Menyiapkan bekal nafkah untuk keluarga yang ditinggalkan
  3. Mengembalikan barang titipan
  4. Harus berkata-kata yang baik di perjalanan
  5. Memberi makanan minuman
  6. Berakhlak baik selama perjalanan
Baca Juga  Doa Yang Sering Dipanjatkan Rasulullah

Yang dimaksud dengan berakhak baik itu adalah tidak membuat kisruh, berbuat buruk saat berkendara, bertikai dengan pengguna jalan, tidak ngebut sembarangan, menyerobot lalu lintas, hingga berpotensi membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain selama di perjalanan .

Doa Safar

Dalam hadits Sahih Muslim disebutkan bahwa ketika Rasulullah bepergian, beliau membaca doa:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ) اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ. وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ فِيْهِنَّ: آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ

Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, subhaanalladzii sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniina wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun. Allahumma innaa nas’aluka fii safarina hadzalbirra wattaqwa wa minal ‘amali maa tardha. Allahumma hawwin ‘alainaa safarana hadzaa wa athwi ’anna bu’dah. Allahumma antasshahibu fissafari wal khaliifatu fil ahli, Allahumma innii a’uudzubika min wa’tsaaissafari wa kaabatil mandzhari wa suu-il munqalabi fil maali wal ahli.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang Engkau Ridhai. Ya Allah! Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah! Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga.”

Baca Juga  Quraish Shihab: Orang Indonesia Juga Keluarga Nabi

Apabila akan kembali, doa berpergian ditambahi: “Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami.” (HR. Muslim 2/998)

Meski demikian, pada praktiknya orang sering menyingkat doa ini hanya membaca subhānalladzi sakhhara lana hadza wama kunna lahu muqrinin.

Walhasil, bagi umat Islam yang bepergian, jangan lupa dengan adab safar beserta doanya. Apalagi ketika libur akhir pekan sebaiknya dipraktikkan, karena menjadi upaya menjaga keselamatan dan akan terasa lebih berkah mulai dari pergi hingga pulang. Wallahu a’lam bis shawab.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.