Imam Asy-Syafi’i, Kecil-Kecil Jadi Ulama

Sesungguhnya malaikat benar-benar akan merendahkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena mereka meridai apa yang ia pelajari.”(hadis)

Jalanhijrah.com-Imam Asy-Syafi’i. Nama aslinya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’, dan bertemu dengan nasab Rasulullah dari Abdul Manaf. Artinya, Imam asy-Syafi’i berasal dari suku Quraisy dan bertemu nasabnya dengan baginda Nabi, meski bukan keturunan beliau saw..

Imam Asy-Syafi’i dilahirkan pada 150 H di Gaza, Palestina. Beliau adalah anak yatim dan miskin. Beliau diasuh oleh ibunya. Kecerdasan Imam Asy-Syafi’i sudah tampak sejak kecil. Syafi’i kecil mampu menghafal Al-Quran saat berusia 7 tahun. Ketika berusia 10 tahun beliau mengembara ke Makkah untuk mencari ilmu. Pada usia belasan tahun, Syafi’i remaja berpetualang ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik. Perjalanan beliau ini menghabiskan waktu delapan hari delapan malam. Selama perjalanan itu, beliau isi dengan membaca Al-Qur’an hingga khatam 16 kali.

Bahkan, ketika berusia belasan tahun pula beliau sudah hafal kitab Al-Muwatha’, yaitu kumpulan hadis-hadis Nabi yang disusun oleh Imam Malik, guru beliau. Selain itu, beliau juga belajar dari murid senior imam Abu Hanifah, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani. Adapun di antara murid beliau adalah Al-Humaidi, Abu Tsaur, Ahmad bin Hanbal, Yusuf bin Yahya al-Buwaithi dan lainnya.

Beliau juga yang banyak mengarang kitab, di antaranya yang paling terkenal adalah Al-Umm dan Ar-Risalah.

Baca Juga  Membayar Hutang Atau Sedekah, Mana Yang Didahulukan?

Dengan bekal kesungguhan, saat usia 15 tahun beliau telah menjadi mufti atau tempat bertanya kaum muslim dalam urusan agama. Beliau mampu menghafal pelajaran-pelajaran yang pernah didengarnya.

Imam Asy-Syafi’i sangat suka menghafal Al-Qur’an lebih dari apa pun. Jika beliau membaca Al-Qur’an, maka orang-orang yang mendengar akan meneteskan air mata karenanya. Untuk mengumpulkan ilmu, beliau sampai mengais sisa-sisa kertas yang masih bisa ditulis.

Beliau juga menggunakan tulang-tulang untuk menulis. Hampir semua pelajaran yang pernah beliau tulis, mampu dihafalkannya dengan baik.

Beliau pernah berpesan, “Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam hal: kecerdasan, rakus (ilmu), sungguh-sungguh, dirham (biaya), berbaur dengan ustaz dan butuh waktu lama.”

Rabi’ bin Sulaiman mengatakan bahwa Imam Asy-Syafi’i meninggal pada malam Jumat setelah magrib. Kemudian dimakamkan pada Jumat setelah asar, hari terakhir Rajab 204 H, dalam usia 54 tahun.”

Semoga Allah Swt. merahmati beliau. Aamiin.

Penulis

Emma

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *