Jalanhijrah.com-Tatkala tegak dalam naungan Khilafah, peradaban Islam melahirkan banyak tokoh-tokoh yang menginspirasi dunia. Mereka mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan seluruh manusia tanpa sekat wilayah, tanpa membedakan ras, suku, bahkan agama.
Khilafah menopang dan memberikan segala kemudahan untuk tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan sehingga masyarakat berlomba-lomba melakukan amal saleh. Laki-laki dan perempuan bersemangat untuk memberikan yang terbaik untuk sesama.
Salah seorang muslimah yang berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, saat dunia Barat masih tertatih-tatih dalam kegelapan, adalah Fatimah al-Fihri. Ia mendirikan Universitas Qarawiyyin (جامعة القرويين) di Maroko dan merupakan universitas pertama di dunia.
Mengenal Sosok Fatimah al-Fihri
Fatimah al-Fihri adalah muslimah salihah, dermawan, cerdas lagi visioner, menguasai ilmu fikih Islam, juga hadis Nabi. Ia lahir pada 800 M di Qarawiyyin, Tunisia.
Ayahnya seorang pengusaha sukses bernama Mohammad bin Abdullah al-Fihri, ia mempunyai saudara perempuan bernama Mariam. Fatimah Al-Fihri meninggal dunia pada 880 M di Kota Fez, Maroko.
Pada 818 M, Fatimah al-Fihri dan saudara perempuannya diajak pindah oleh ayahnya ke Fez di Maroko. Saat itu Fez berada di bawah Kekhalifahan Abbasiyah, dengan Gubernur bernama Idris II.
Idris II terkenal sebagai pemimpin muslim yang taat dan banyak melakukan pembangunan, salah satunya adalah menjadikan Fez sebagai kota di Maroko yang paling maju dengan kekayaan budaya dan agama, juga sebagai pusat perdagangan.
Mohammad bin Abdullah al-Fihri, ayah Fatimah, hanya dalam waktu 10 tahun tinggal di Kota Fez, telah sukses menjadi pengusaha besar. Kekayaannya melimpah. Tatkala Mohammad bin Abdullah al-Fihri meninggal dunia, ia mewariskan kekayaan yang sangat banyak kepada kedua anaknya.
Ketika Fatimah al-Fihri diberkahi kekayaan yang banyak, peninggalan dari orang tuanya, maka ia gunakan untuk kebaikan yang kebaikan tersebut akan terus mengalir bahkan akan menyebar luas ke seantero dunia.
Universitas Pertama di Dunia
Pada Ramadan 245 H (859 M), setelah memutuskan untuk memanfaatkan kekayaannya dan mendapatkan izin dari penguasa, Fatimah Al-Fihri mulai membangun sebuah masjid dan madrasah untuk masyarakat di Kota Fez, Maroko. Kompleks ini akhirnya disebut dengan Qarawiyyin dalam rangka menghormati Kota Qarawiyyin asal Fatimah al-Fihri.
Untuk mendekatkan diri kepada Allah, selama pembangunan masjid, Fatimah berpuasa setiap hari. Awalnya, Madrasah Qarawiyyin memiliki kurikulum yang sama dengan masjid dan madrasah-madrasah lainnya, yaitu pengajaran tentang ilmu-ilmu dan tsaqafah Islam, seperti, tafsir Al-Qur’an, hadis Nabi, fikih Islam, dan Bahasa Arab.
Madrasah Qarawiyyin pun berkembang, tidak hanya mengajarkan kurikulum pengetahuan Islam saja, tetapi juga memasukkan pengetahuan matematika, astronomi, fisika, kedokteran, sastra, dan musik. Inovasi ini mengubah Madrasah Qarawiyyin berbeda dengan madrasah lainnya.
Madrasah Menjadi Universitas
Pada perkembangan selanjutnya, Madrasah Qarawiyyin menjadi universitas yang megah dan besar. Mahasiswa yang belajar di Universitas Qarawiyyin pun beragam, baik muslim maupun nonmuslim, dari Maroko maupun dari luar Maroko. Bahkan, tidak terbatas pada penduduk Afrika Utara saja, tetapi merambah ke negeri-negeri yang lain karena pendidikan tinggi Qarawiyyin ini terbuka bagi siapa saja yang memiliki keinginan untuk belajar.
Universitas Qarawiyyin adalah universitas pertama dan tertua yang memberikan gelar bagi para lulusannya. Banyak tokoh besar terlahir dari universitas ini, baik tokoh muslim maupun nonmuslim.
Tokoh muslim di antaranya adalah Abu al-Abbas az-Zawawi pakar matematika, Ibnu Bajah pakar bahasa Arab dan seorang dokter, Abu Madhabal-Fasi pemuka dari Mazhab Maliki, dan Ibnu Khaldun, sosiolog termasyhur.
Adapun tokoh nonmuslim lulusan Universitas Qarawiyyin adalah Gerber dari Auvergne yang kemudian menjadi Paus Sylvester II. Ialah yang kemudian memperkenalkan angka-angka Arab dan konsep nol ke Eropa di abad pertengahan. Lulusan lainnya adalah Maimonides, seorang dokter sekaligus filsuf Yahudi.
Pada akhirnya, Universitas Qarawiyyin terbukti menjadi momen perubahan revolusioner bagi dunia pendidikan, berkembang melampaui zamannya. Hingga saat ini, Universitas Qarawiyyin masih berdiri tegak dan masih menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Khatimah
Sungguh, Fatimah Al-Fihri adalah cermin muslimah yang berpandangan visioner, inovasi yang brilian; serta ikhlas mendedikasikan harta, pikiran, dan waktunya untuk kebaikan umat, khususnya bidang pendidikan.
Terbukti, Universitas Qarawiyyin yang ia bangun berkembang pesat dan merupakan universitas pertama di dunia (859 M), dibandingkan dengan universitas lainnya.
Universitas Al-Azhar lahir sekitar 975 M. Universitas tertua di Eropa, Bologna di Italia, muncul tahun 1088 M. Oxford. Universitas tertua di Inggris ada tahun 1096 M dan Harvard di AS ada 1636 M.
Demikianlah, Fatimah al-Fihri telah menginspirasi muslimah yang lain untuk terus berkarya di tengah-tengah umat dengan terus menyebarkan, mengajarkan, dan mengajak kepada kebaikan Islam. Kebaikan yang telah ia tanam akan menjadi amal jariah yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari kiamat. Wallahualam.
Penulis