Pendidikan dan Kegagalan; Semangat Menempuh Pendidikan Adalah Rahmat Allah

Jalanhijrah.com-Mendekati akhir tahun adalah momen di mana masa depan telah dilayarkan berpetualang mengarungi samudra pendidikan. Masa depan yang saya maksud adalah generasi yang telah menyelesaikan pendidikan SMA maupun yang sedang menempuh pendidikan mulai dari TK hingga di bangku perkuliahan. Jika sebagian besar masyarakat hari ini menganggap bahwa masa depan adalah sesuatu yang belum kita temui dan lalui. Rasanya terlalu sempit dan tidak fundamental apabila diterapkan dalam kerangka berpikir.

Masa depan adalah mereka generasi yang baru saja maupun sedang menjalani kehidupan yang penuh hiruk pikuk seperti saat ini. Artinya esensi dari masa depan bukanlah melulu tentang sesuatu yang belum kita temui atau lalui dan bukan pula tentang gambaran peradaban maju. Karena masa depan yang sesungguhnya ada di tangan para pemuda dan mereka yang sudah berumur senja namun tetap memilih berjiwa muda. Tanpa adanya generasi muda mungkin sudah sejak lama peradaban dunia punah. Sebab tak ada yang meneruskan amanah yang telah diamanatkan oleh Allah Swt. bahwa manusia adalah Khalifah di muka bumi.

Tentu untuk bisa menjadi pemimpin untuk diri sendiri maupun demi kepentingan umat sudah seharusnya manusia menuntut ilmu. Dunia yang telah bertransformasi menjadi lebih modern turut memudahkan setiap insan untuk terus belajar menuntut ilmu yang hari ini kita sebut sebagai pendidikan. Di tengah kemudahan tersebut juga lahir permasalahan baru, yaitu sulitnya mengakses dunia pendidikan tersebut. Mengingat standar dunia pendidikan hari ini sangat bervariabel, sehingga tidak sedikit dari generasi yang harus mengurungkan niatnya untuk menempuh pendidikan. Standar-Standar pendidikan tersebut seperti yang saya uraikan di atas yaitu sangat bervariabel. Entah itu tentang tinggi seseorang, perawakan, kapasitas berpikirnya dan hal lainnya. Jika mengacu pada pada makna pendidikan tentunya pendidikan adalah wadahnya orang-orang yang ingin berproses mulai dari nol ataupun mulai dari tengah dan sebagainya yang tertuju pada setiap potensi seseorang.

Baca Juga  Membaca Definisi “Politik Dinasti” Prabowo dengan Kritis

Tuntutan standar yang tinggi dihadapkan dengan keadaan generasi hari ini adalah sesuatu yang amat berat dan menggempur mentalitas. Generasi muda hari ini yang juga melahirkan kegagalan bagi sebagian generasi muda dalam mengakses pendidikan. Hal tersebut menyebabkan orang-orang terdekat mencoba menenangkan dengan berkata “ Sabar belum rezeki, Allah pasti menyiapkan sesuatu yang lebih besar dikemudian hari”. Tidak ada yang salah dengan ungkapan tersebut. Namun keliru rasanya jika menganggap bahwa rezeki adalah sesuatu yang selalu tampak oleh indra manusia.

Kegagalan adalah salah satu rahmat paling besar dari Allah Swt. Karena kegagalan adalah manifestasi dari kasih sayang Allah terhadap setiap insan agar disadarkan bahwa setiap insan memiliki suatu potensi yang amat besar nan berpengaruh. Dan hal tersebut adalah rezeki yang  juga besar karena sang pencipta langsung yang mengingatkan hambanya. Kemudian dalam konteks ini, rezeki yang paling inti dari para setiap insan yang memiliki keinginan menuntut ilmu adalah keinginan menuntut ilmu itu sendiri. Sedangkan berhasil atau tidaknya dalam menuntut ilmu adalah esensi terluar dari menuntut ilmu. Yang perlu digaris bawahi adalah tidak setiap manusia memiliki semangat menuntut ilmu yang tinggi nan menggebu-gebu. Jika seorang insan merasa gagal atas kegagalan seperti yang diuraikan sebelumnya. Itu adalah tanda bahwa ia cukup memiliki semangat yang tinggi. Perihal keinginan menuntut ilmu dan hal tersebut adalah yang paling istimewa di dalam dunia pendidikan yaitu semangat untuk menempuh dunia pendidikan.

Baca Juga  Berkompetisi dengan Moderasi: Jejak #ModerasiBeragama di TikTok dan Instagram
Kegagalan Adalah Kunci Kemenangan

Sampai hari ini belum pernah ada pemimpin-pemimpin besar yang tercatat sejarah dunia lahir dari kenyamanan. Bahkan terkadang sebagian besar pemimpin berpengaruh di dunia selalu berakhir tragis. Berkaca pada yang sudah-sudah tentunya hal tersebut adalah sebagai salah satu media pembelajaran bahwa untuk menjadi besar dan berpengaruh entah itu terhadap lingkungan sekitar maupun peradaban dunia memanglah harus melalui rasa sakit, kegagalan, kekecewaan. Tetapi yang pasti semua hal-hal besar selalu dimulai dari hal-hal kecil yang tidak berjalan mulus dan baik-baik saja.

Pada akhirnya semua bentuk kegagalan, kekecewaan, yang dihadapkan pada setiap insan tidaklah semenyakitkan seperti apa yang dibayangkan. Ini hanyalah tentang bagaimana setiap insan menyikapi apa yang terjadi di dunia dan juga apa yang terjadi pada dirinya. Tetapi yang pasti Allah hadirkan manusia di muka bumi memang bukanlah untuk kegagalan. Tetapi untuk memahami dunia dengan baik memang haruslah menemui kegagalan di beberapa setiap perjalanan untuk mencapai kemenangan yang sesungguhnya.

Kemenangan hanya dapat diraih melalui pembelajaran kegagalan yang cukup mendalam dan sedikit merepotkan. Kadang kala tidak sedikit kegagalan merenggut banyak hal dari setiap insan. Tetapi kegagalan tak pernah merenggut sedikit pun pengalaman menuju kemenangan. Semua hal yang direnggut oleh kegagalan sudah pasti adalah sesuatu yang akan membawa getaran buruk di hari mendatang. Dan kegagalan hadir untuk membendung semua getaran buruk tersebut agar setiap insan tidak jatuh pada jurang hitam tak berdasar. Selain itu kegagalan juga menciptakan ketangguhan setiap insan dalam menghadapi badai yang akan ditemui dikemudian hari yang sudah pasti akan lebih besar dan lebih berat daripada permasalahan yang sudah-sudah.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *