Pendudukan Palestina oleh Israel telah menyebabkan kerusakan fisik dan manusia yang besar di Jalur Gaza. Kejadian ini berdampak serius pada wilayah pendudukan lainnya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Laporan baru dari UNDP berjudul “War in Gaza: Expected Socioeconomic Impacts on the State of Palestine” menyebutkan bahwa selain ribuan nyawa yang sudah hilang dan banyak orang yang terluka atau cacat seumur hidup, risiko kehilangan generasi masa depan.

“Generasi yang hilang di masa depan adalah nyata,” tulis laporan UNDP tersebut.

Abdallah Al-Dardari, asisten administrator dan direktur Biro Regional Negara-negara Arab UNDP menyebut bahwa dampak dampak pendudukan tersebut sangat besar meskipun dalam kurun waktu yang singkat, bahkan hal ini belum pernah terjadi pasca 1945.

“Kami belum pernah melihat hal seperti ini sejak tahun 1945, sejak Perang Dunia Kedua, dengan intensitas yang begitu besar dalam waktu yang singkat, kehancuran yang begitu besar,”  dilansir dari Arab News.

Laporan UNDP ini menyoroti kerusakan luas yang disebabkan oleh konflik, termasuk: penghancuran sekitar 80.000 rumah, yang mengakibatkan pengungsian dan kegelandangan signifikan, kemunduran dan polusi sumber daya alam, serta kerusakan infrastruktur seperti sistem air dan sanitasi, lembaga pendidikan, dan fasilitas kesehatan.

Pembangunan manusia di Gaza telah mundur sedemikian rupa, sehingga diperkirakan butuh 20 tahun untuk pulih kembali pada fase sebelum perang berkobar. Pemulihan tidak akan mungkin terjadi tanpa ekonomi yang berjalan, kapasitas institusi yang memadai, dan kemampuan untuk berdagang.

Baca Juga  Money is the Life Blood of Crime: Melihat Cara Uang Berjalan dalam Jaringan Terorisme

Laporan ini menekankan bahwa konflik bersenjata ini telah menyebabkan dampak yang menghancurkan bagi penduduk Palestina, ekonomi mereka, dan pembangunan manusia di wilayah tersebut. Jumlah penduduk Gaza yang hidup dalam kemiskinan juga semakin meningkat menjadi 1,67 juta dalam enam bulan sejak konflik antara Israel dan Hamas dimulai pada Oktober tahun lalu.

Konflik bersenjata ini juga telah menyebabkan ekonomi Palestina kehilangan sekitar 8,7 persen dari Produk Domestik Bruto nyata pada tahun 2023, dan diperkirakan akan kehilangan sekitar 25,8 persen pada tahun 2024.

Jika konflik berlanjut selama tiga bulan lagi, kerugian tahun ini bisa meningkat menjadi 29 persen, setara dengan sekitar $7,6 miliar. Semua sektor ekonomi di Gaza telah terdampak parah oleh perang, dengan sektor konstruksi mengalami penurunan paling signifikan, yaitu sebesar 75,2 persen.

Laporan ini menegaskan perlunya perjanjian gencatan senjata, bersama dengan upaya berkelanjutan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza dan membangun kembali ekonomi Palestina serta infrastrukturnya. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengakhiri perang.

“Kesepakatan yang langgeng antara Israel dan Negara Palestina dan sungguh-sungguh mematuhinya,” tulis laporan tersebut.

By Redaksi Jalan Hijrah

Jalanhijrah.com adalah platform media edukasi dan informasi keislaman dan keindonesiaan yang berasaskan pada nilai-nilai moderasi dan kontranarasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *